SAAT ini banyak pesepakbola muslim yang berkarier di Eropa. Sebut saja dua winger andalan Liverpool, Mohamed Salah dan Sadio Mane, serta gelandang andalan Juventus, Miralem Pjanic.
Namun, dari sekian banyak pemain muslim yang berkarier di Eropa, ternyata ada beberapa di antaranya yang tidak menganut agama Islam sejak lahir. Banyak dari mereka memutuskan mualaf ketika sudah beranjak dewasa. Siapa saja mereka?
Berikut 5 pemain sepakbola yang putuskan jadi mualaf:
5. Paul Pogba (Prancis)
(Pogba (tengah) saat menjalani ibadah umrah pada 2019)
Siapa tidak kenal Paul Pogba? Gelandang berpaspor Prancis itu tercatat pernah memenangkan trofi Piala Dunia, Liga Italia, Liga Eropa dan banyak lagi. Bahkan pada 2016, gelandang 27 tahun itu tercatat sebagai pemain termahal dunia saat diboyong Manchester United dari Juventus seharga 89 juta pounds atau sekira Rp1,69 triliun.
Pogba memutuskan menjadi mualaf pada medio 2012, atau di masa-masa awal membela Juventus. Ia mengaku menjadi mualaf karena merasa tenang semenjak memeluk agama Islam.
“Bagi saya, Islam benar-benar agama yang membuka pikiran dan itu membuat saya menjadi orang yang lebih baik. Saya menghormati apa pun agama Anda, apa pun warna kulitnya, dan hal-hal lainnya. Itulah Islam, penghormatan terhadap kemanusiaan dan segalanya," kata Pogba dalam wawancara di LifeTime podcast medio tahun lalu.
4. Franck Ribery (Prancis)
Ribery saat ini memang hanya membela tim papan tengah Italia, Fiorentina. Namun, dalam 2007-2019, winger berpaspor Prancis itu sukses besar bersama Bayern Munich. Dalam kurun waktu tersebut, Ribery mempersembahkan 23 trofi bagi publik Stadion Allianz Arena.
Ribery yang membawa Prancis ke final Piala Dunia 2006 itu memutuskan menjadi mualaf setelah mempersunting sang istri yang berpaspor Aljazair, Wahiba Belhami, pada 2002. Sejak saat itu, Ribery menambah kata “Bilal” di dalam namanya.
BACA JUGA: 4 Pemain Muslim yang Perkuat Liverpool Musim Ini, Siapa Saja?
“Agama adalah hal pribadi bagi saya. Saya orang yang percaya dan sejak pindah ke Islam saya lebih kuat, baik mental maupun fisik. Agama tidak mengubah jati diri dan persepsi saya terhadap dunia. Saya berdoa lima kali sehari, saya lakukan itu agar terbebas dan saya merasa lebih baik setelah itu," kata Ribery.