MALANG – Meski dijatuhi sanksi larangan tanpa penonton hingga akhir musim oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Arema FC tetap akan didampingi suporternya, Aremania, di laga-laga kandang di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Hal ini terjadi lantaran Aremania akan menyiapkan tonton bareng (nobar) di luar Stadion Kanjuruhan dengan menggunakan layar LED dan mencetak tak kurang 5.000 tiket seharga Rp 10.000.
Humas Panitia Nobar, Awang Karta, mengatakan ide nobar di halaman Stadion Kanjuruhan sebagai bentuk kepedulian Aremania terhadap tim kebanggaannya, Arema FC.
"Meskipun Aremania saat ini terkena sanksi, kami tetap ingin mendukung pemain dari luar stadion, kami siapkan LED dari sponsor, sound system, dan mencetak kupon yang dijual Rp10 ribu, dan hasil penjualannya kami serahkan kepada manajemen Arema," ujar Awang, saat dihubungi Okezone, Jumat (19/10 /2018).

(Foto: Okezone/Avirista Midaada)
Awang mengatakan bahwa pengeras suara nantinya akan dihadapkan ke arah Stadion Kanjuruhan dan yel-yel pun akan dinyanyikan oleh Aremania. Mereka memastikan dukungan akan tetap diberikan dari luar stadion.
BACA JUGA: Disanksi Komdis PSSI, Arema FC Terancam Rugi Rp1 Miliar
Menariknya, bila terdengar ada nyanyian berbau provokasi dan rasis, panitia akan menghentikan sejenak sambil mengingatkan Aremania. Pria yang kerap disapa Awang ini juga akan mengingatkan Aremania untuk tak lagi menyanyikan lagu bernada provokasi dan rasis saat pertandingan.
"Melalui nobar ini kami mengajak seluruh Aremania untuk berintrospeksi diri, apa yang membuat kita terkena sanksi dan tidak bisa mendukung langsung di tribun, selain chant rasis juga flare yang semua itu akibat ulah Aremania sendiri yang akhirnya merugikan semua pihak, baik klub, Aremania sendiri, pedagang kaki lima, dan lain-lain," imbuhnya.
Ia berharap Aremania mau berintrospeksi diri dan berubah lebih baik lagi. Hal ini harus dilakukan karena Aremania pernah menyandang predikat suporter terbaik. Tentu saja, predikat tersebut harus dipertahankan.
"Menjaga predikat dan nama baik itu susah, kalau mencorengnya mudah, di sini yang tua harus mau mengingatkan yang muda, yang muda juga harus mau diingatkan. Memang, kata-kata jelek dalam chant rasis itu mudah menular, tapi saya yakin pelan-pelan kita bisa menghilangkannya sampai akhirnya terkikis," pungkasnya.
(Djanti Virantika)