Namun, kekaguman itu memudar. Ia merasa lelah dengan rutinatas sebagai pesepakbola.
"Anehnya, latihan bersama tim utama menjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Karena Anda hanya akan pressing. Kami berlarian mengejar bola seperti anjing selama setengah jam, 60 menit. Itu bukan pengalaman yang menyenangkan, terutama ketika Anda mencoba menekan De Bruyne atau (Ilkay) Gundogan atau (Phil) Foden. Anda tidak bisa mendekati mereka, sehingga perasaan tidak ingin melakukan ini mengalahkan rasa kagum,” tambahnya.
Willhoft-King mengakui disorientasi (kondisi kebingungan mental atau hilang arah) adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya. Ia merasa bosan, meskipun Man City sebenarnya bersedia memberinya perpanjangan kontrak.
“Saya tidak menikmatinya. Saya sering bosan. Anda berlatih, pulang dan tidak benar-benar melakukan apa-apa. Jika dibandingkan dengan sekarang... saya kesulitan mencari jam kosong dalam sehari. Saya sedang belajar, pergi keluar dengan teman-teman, bermain untuk tim utama universitas, juga tim kampus saya,” lanjut Willhoft-King.
Faktor utama mundurnya adalah kebutuhan intelektual jangka panjang. Willhoft-King melihat pendidikan sebagai platform jangka panjang.
"Saya selalu merasa kurang terstimulasi di sepak bola. Jangan salah, saya masih menyukainya. Tapi saya selalu merasa saya bisa melakukan lebih banyak. Saya menyia-nyiakan waktu seharian. Saya membutuhkan sesuatu yang berbeda dan Oxford membuat saya bersemangat; orang-orangnya juga,” lanjut Willhoft-King.
“Cedera adalah faktor besar, tapi itu jawaban yang mudah. Saya merasa membutuhkan sesuatu yang sedikit lebih... terutama secara intelektual, yang terdengar agak sok. Tapi, ya," tambahnya.
"Misalnya saya memiliki karier di League One atau Championship... Anda menghasilkan uang yang baik. Tapi seberapa besar saya akan menikmatinya? Saya tidak yakin. Ditambah lagi, skenario terbaik—Anda akan bermain selama 10, 15 tahun dan setelah itu, apa? Saya pikir kuliah akan memberikan platform bagi saya untuk melakukan sesuatu setidaknya lebih lama dari 10 hingga 15 tahun ke depan,” tutup Willhoft-King.
(Rivan Nasri Rachman)