MANTAN pemain PSM Makassar dari Belanda Anco Jansen tak henti-hentinya menyenggol Indonesia. Setelah menyebut Indonesia sebagai negara miskin, eks pesepakbola berusia 36 tahun ini menilai Mees Hilgers kesulitan mendapatkan klub anyar karena keputusannya membela Timnas Indonesia.
Ia menilai keputusan Mees Hilgers meninggalkan paspor Belanda demi Indonesia berefek buruk bagi bek 24 tahun tersebut. Pertama, status Mees Hilgers di Eredivisie layaknya pemain asing. Efek meninggalkan paspor Belanda, Mees Hilgers tak lagi berstatus pemain Uni Eropa.
Kondisi itu memperkecil peluang klub-klub Eropa untuk mengamankan pemegang empat caps bersama Timnas Indonesia itu. Alasan kedua karena membela Timnas Indonesia, Mees Hilgers harus menjalani penerbangan panjang tiap kali FIFA Matchday dimulai.
Akibatnya, Mees Hilgers mengalami kelelahan luar biasa. Tak jarang, bek yang memiliki harga pasar 6,5 juta euro atau sekira Rp123 miliar ini mengalami cedera tiap kali membela Timnas Indonesia.
“Mees Hilgers menjalani musim (lalu) yang sangat buruk,” kata Anco Jansen, Okezone mengutip dari Twente Fans, Minggu (10/8/2025).
“Ia juga memilih Timnas Indonesia. Klub-klub (Eropa) tidak terlalu senang kalau Anda harus bolak-balik ke Kamboja atau Laos. Satu lagi, ia juga rentan cedera,” lanjut mantan pemain yang membela PSM Makassar di Super League 2021-2022 ini.
Medio Maret 2025, Anco Jansen pernah menyindir Indonesia. Pengalaman satu musim berkarier di Tanah Air menjadi indikator pria 36 tahun itu mengeluarkan sindiran.
“Saya main di sana (Indonesia) saat pandemi. Indonesia negara sangat miskin, tapi semua punya smartphone dan instagram sangat populer di sana,” kata Anco Jansen, Okezone mengutip dari podcast bertajuk Voetbalpraat.
Anco Jansen juga berceritq sering eiserang suporter di media sosial jika bermain buruk bersama PSM Makassar. Tak tanggung-tanggung, kritikan itu diterima Anco Jansen selama berhari-hari.
“Kalau gagal mencetak gol, saya mendapat saran agar jangan melihat media sosial selama dua hari ,” tegas Anco Jansen.
Ia juga menyoroti banyaknya pemain berdarah Belanda yang membela Timnas Indonesia. Meski kini Timnas Indonesia diperkuat Jay Idzes dan kawan-kawan, bukan berarti sepakbola Indonesia sudah membaik.
“Fasilitas, akademi, pelatih di sana (Indonesia) terbatas. Itu cukup menjelaskan. Itu yang saya pahami. Para pemain naturalisasi mendapat jutaan pengikut dan menjadi menarik perhatian. Tapi, sepakbola di Indonesia sebenarnya tidak ada apa-apanya,” tutup pria yang dulunya aktif sebagai winger kiri ini
(Ramdani Bur)