FEDERASI Sepakbola Dunia (FIFA) mengejek Timnas Indonesia U-20 yang gagal total di Piala Asia U-20 2025 lewat foto Fabio Cannavaro? Lewat akun Instagram @fifaworldcup, akun ini mengunggah foto kapten Timnas Italia, Fabio Cannavaro, saat mencium trofi Piala Dunia 2006.
Selintas, tak ada yang aneh dengan unggahan ini. Namun, caption yang dibuat @fifaworldcup menimbulkan tawa di kalangan pencinta sepakbola Tanah Air yang melihatnya.
“Katanya kalah postur, tapi sering menang duel udara. Kenapa sih hal-hal kecil kayak gini harus bohong,” tulis akun @fifaworldcup.
Unggahan itu langsung menimbulkan banyak respons dari netizen Tanah Air. Mayoritas dari mereka meyakini unggahan FIFA ini ditujukan kepada Timnas Indonesia U-20 yang sering kalah duel udara di Piala Asia U-20 2025.
“Wkwkwk lucu, admin FIFA cabang Indo ngetroll dong. Naikin Gajinya pliss banget,” tulis akun @seasiagoal.
“Adminnya berarti enggak setuju sama statement salah satu pundit ya soal tinggi badan bek kalah duel udara, Kalau saya jadi punditnya langsung resign jadi pundit, ganti profesi jadi coach beneran,” sambung akun ibenucapandrapa3_
“Suara netizen indo tersuarakan oleh fifa,” kata akun @a.syamputra.
Duel udara ramai dibicarakan pencinta sepakbola Tanah Air dalam satu minggu terakhir, tepatnya setelah Timnas Indonesia U-20 ambil bagian di Piala Asia U-20 2025. Ramai dibahas karena Kadek Arel dan kawan-kawan hampir selalu kalah saat berduel udara dengan pemain-pemain lawan.
Terbukti, lima dari enam gol yang masuk ke gawang Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 2025, tercipta lewat situasi bola atas. Secara postur, pemain Timnas Indonesia U-20 sejatinya tidak kalah dari personel Timnas Iran U-20 dan Timnas Uzbekistan U-20, dua negara yang mengalahkan skuad Garuda Nusantara.
Sayangnya, timing saat meloncat sering salah dilakoni para pemain Timnas Indonesia U-20. Tak jarang, pemain Timnas Indonesia U-20 tidak meloncat sehingga pemain lawan dengan nyaman melepaskan sundulan ke gawang Timnas Indonesia U-20 kawalan Ikram Alghifarri.
Harapannya, hasil buruk yang dialami Welber Jardim dan kawan-kawan dijadikan pembelajaran. Karier mereka masih panjang untuk menjadi pesepakbola yang lebih baik lagi.
(Ramdani Bur)