KISAH Aditya, mantan jebolan diklat Persib Bandung yang harus rela kehilangan salah satu kakinya menarik disimak. Dari kisahnya, pembaca bisa mengambil banyak pelajaran berharga, termasuk wajib berhati-hati saat mengambil keputusan.
Sejak kecil, Aditya sudah memiliki cita-cita menjadi pemain sepakbola. Impiannya itu terus diperjuangkan dari mengikuti turnamen lokal di sekitar rumah hingga masuk sekolah sepak bola (SSB).
Akan tetapi, takdir berkata lain. Impian Aditya untuk menjadi pesepak bola mulai menemui masalah saat PSSI dibekukan FIFA pada 2015 lalu.
Sebagai dampak dibekukannya induk sepak bola Indonesia, kompetisi di Tanah Air juga terpaksa berhenti. Hal ini memunculkan efek domino terhadap nasib pemain sepak bola di Tanah Air, tak terkecuali Aditya sendiri.
Mendapati karier sepak bolanya tersendat akibat berhentinya kompetisi, Aditya masih memiliki keinginan kuat untuk terus menjadi pesepak bola. Dia pun mencari cara agar tetap bisa menyalurkan hobinya di lapangan hijau.
Adapun salah satu melalui turnamen sepak bola mahasiswa. Kebetulan, waktu itu Aditya juga tercatat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung.
Di sana, Aditya memperkuat tim dari kampusnya untuk berbagai kejuaraan. Namun, tak disangka keputusannya itu justru berbuah petaka yang membuatnya harus kehilangan salah satu kaki.
Singkat cerita, Aditya mengalami cedera parah saat menjalani persiapan turnamen sepak bola antar kampus. Dalam sebuah laga uji coba, dia mendapat tekel keras dari penjaga gawang.
Melalui kanal YouTube REPUBLIKBOBOTOH TV, Aditya pernah menceritakan awal mula dirinya terpaksa kehilangan sebelah kaki. Dalam sebuah laga persiapan turnamen, Aditya mendapati peluang mencetak gol.
Waktu itu, dia sebenarnya dihadapkan pada beberapa opsi, yaitu antara menendang langsung ke gawang atau menggocek kiper. Karena kurang percaya diri tendangannya bisa masuk, Aditya berusaha melewati penjaga gawang.
“Niat mau nendang tetapi khawatir tidak gol malu, jadi saya nyoba melewati kiper. Ternyata kiper maju dan menekel kaki saya sampai patah," ungkap Aditya, seperti dikutip Kamsi (23/1/2025).
Mengenang momen itu, Aditya sangat menyayangkan hal tersebut terjadi. Jika tahu akan berdampak demikian, dia mengaku akan lebih memilih menendang bolanya langsung daripada melewati penjaga gawang.
Kemudian, Aditya juga mengakui kesalahan saat memilih pertolongan pertama usai mendapat tekel. Bukannya dibawa ke dokter untuk operasi, waktu itu dia memilih pengobatan tradisional karena masalah biaya.
Kondisi kaki Aditya ternyata sudah parah. Pada akhirnya, dia terpaksa menyetujui proses amputasi.
Setelah sebelah kakinya diamputasi, Aditya dihadapkan pada kenyataan perih lain kala mendapati ayahnya meninggal dunia. Sempat merasa putus asa, takdir kemudian membawanya bergabung dengan Perkumpulan Sepakbola Amputasi Indonesia (INAF).
Dari situ, Aditya tetap bisa bermain sepakbola dengan menggunakan tongkat. Dia juga berkesempatan berlaga di kejuaraan antarnegara.
Demikian ulasan mengenai kisah Aditya, mantan jebolan diklat Persib Bandung yang harus rela kehilangan salah satu kakinya.
(Rivan Nasri Rachman)