Ini Tanggapan Arema FC Terkait Penolakan Wali Kota Blitar soal Penggunaan Stadion Soepriadi sebagai Markas Singo Edan

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 08 Juni 2024 04:00 WIB
Stadion Soepriadi akan jadi markas Arema FC di Liga 1 2024-2025. (Foto: Avirista Midaada/MPI)
Share :

MALANG - Upaya Arema FC menjadikan Stadion Soepriadi sebagai markas mereka di Liga 1 2024-2025 tak berjalan mulus. Sebab ada penolakan dari pihak Wali Kota Blitar yang menjadikan keamanan sebagai alasannya.

Penolakan itu berkaca pada peristiwa kerusuhan yang terjadi di pertandingan Piala Gubernur pada 18 Februari 2020, saat Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya. Menanggapi hal tersebut, manajemen Arema FC pun buka suara.

General Manajer Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, mengakui dalam proses perizinan penggunaan Stadion Soepriadi, Kota Blitar, ada beberapa proses dan opini berbeda berkaitan penggunaan stadion di Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar itu.

Makanya ia menyatakan perlu dilakukan pendekatan secara dialogis untuk sama-sama menyamakan persepsi.

“Memang perlu adanya upaya dialogis untuk menyamakan persepsi yang sifatnya konstruktif, kami yakin masyarakat setempat juga memiliki semangat yang sama,” ucap Muhammad Yusrinal Fitriandi, saat dikonfirmasi pada Jumat (7/6/2024).

Pihaknya mengaku sangat terbuka untuk berdiskusi dengan siapapun, termasuk Wali Kota Blitar Santoso, yang sempat menyampaikan penolakannya ketika Arema FC memutuskan berkandang sementara di Stadion Soepriadi, Kota Blitar.

"Manajemen Arema FC sangat terbuka untuk mendiskusikanya setelah melakukan verifikasi internal pekan lalu, dan bertemu PSSI setempat,juga bertemu secara informal dengan Kapolresta Blitar serta Kasatintelkam pada Kamis pekan lalu,"tegasnya.

Menurut Inal, sapaan akrabnya, ada alasan kuat mengapa manajemen mengajukan Stadion Soepriadi, Kota Blitar, sebagai alternatif kandang atau homebase alternatif di Liga 1 musim 2024/2025, karena sudah mendapatkan asesmen dari Mabes Polri, mengenai kelaikan Stadion Soepriadi, menjalankan pertandingan.

“Memang ada standar tersendiri, salah satunya karena Stadion Soepriadi sudah memiliki assessment dari Mabes Polri, karena pernah diajukan sebagai venue Liga 2 pada Januari lalu, jadi tinggal grade-nya ditingkatkan untuk Liga 1," kata Inal kembali.

Hal itulah yang dinilai Inal, menjadi dasar bagi manajemen Singo Edan berkirim surat pada PSSI Blitar dan Pemkot Blitar. "Secara administrasi proses sudah berjalan, asesmen dari Mabes Polri. Jadi bahan surat resmi yang disampaikan kepada PSSI Blitar dan juga Pemkot Blitar,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Blitar Santoso menyampaikan alasan penolakan Arema FC berkandang di Blitar, selama Liga 1 musim 2024/2025, sambil menunggu proses Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, selesai direvitalisasi. Penolakan ini karena sebagian besar warga Kota Blitar, masih trauma dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oknum Aremania, ketika melawan Persebaya Surabaya, pada laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur.

Saat itu kata Santoso, kerusuhan terjadi antar suporter hingga melibatkan warga setempat sekitar stadion. Konon warung, sawah, dan kendaraan warga Kota Blitar, tak luput dari amukan massa. Bahkan saat itu ada kendaraan milik warga Blitar yang dibakar. Pada kerusuhan pasca laga 18 Februari 2020 lalu di Kota Blitar.

Kala itu sendiri Persebaya berhasil menang dramatis 4 - 2 atas Arema FC, hingga memastikan lolos ke babak final Piala Gubernur Jawa Timur 2020.

Sebagai informasi Arema FC terpaksa harus menjadi tim musafir selama dua musim terakhir akibat tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022. Selama dua musim itu, Arema FC pernah menggunakan Stadion PTIK, di kompleks akademi ilmu kepolisian, Jakarta, dan beralih ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

(Rivan Nasri Rachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Bola lainnya