Mantan penjaga gawang RC Lens itu pun menuntut para pelaku rasisme dihukum dengan hukuman yang sangat berat agar membuat mereka jera. Pasalnya, dia menilai himbauan adalah sesuatu yang sia-sia untuk dilakukan.
“Saya tidak bisa bertemu siapa pun saat ini. Mereka harus mendapat sanksi yang sangat keras, karena berbicara tidak lagi menghasilkan apa-apa,” jelas kiper berusia 28 tahun itu.
“Kami para pemain hanya bisa bereaksi seperti ini, mengatakan apa yang terjadi di lapangan. Yang perlu mengambil tindakan tegas adalah para penegak hukum, karena mereka selalu mengevaluasi perkataan kami setelah pertandingan dan kemudian tidak terjadi apa-apa,” imbuhnya.
Maignan mengaku sudah benar-benar marah atas kejadian rasis yang menimpanya karena hal seperti itu sudah terjadi berulang kali. Oleh karena itu, dia memilih untuk meninggalkan lapangan begitu fans Udinese semakin liar menghinanya.
Namun, pada akhirnya, Maignan memutuskan untuk kembali bermain karena tak mau meninggalkan rekan-rekan setimnya begitu saja. Sosok Penasihat Senior AC Milan yang juga mantan rekan setimnya, Zlatan Ibrahimovic, lah yang membujuknya untuk tampil lagi.
“Saya marah, karena ini bukan kali pertama terjadi. Saya tidak ingin bermain, tapi kami adalah keluarga dan saya tidak bisa meninggalkan rekan satu tim saya seperti itu,” jelas kiper Tim Nasional Prancis itu.
“Dia (Ibrahimovic) mengatakan kepada saya untuk tetap kuat secara mental, bahwa respons terbaik adalah memenangkan pertandingan ini,” pungkasnya.
Pada akhirnya, setelah laga dilanjutkan Udinese berhasil berbalik unggul 2-1 masing-masing lewat gol Lazar Samardzic (42’) dan Florian Thauvin (62’). Namun, Milan berhasil menutup laga dengan kemenangan 3-2 setelah melakukan comeback di menit-menit akhir via gol Luka Jovic (83’) dan Noah Okafor (90+3).
(Rivan Nasri Rachman)