MALANG - Arema FC terseok-seok di Liga 1 2023-2024. Manajamen tim mengakui langkah berat Singo Edan musim ini tidak terlepas dari Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
General Manajer Arema FC Muhammad Yusrinal Fitriandi membenarkan, adanya perubahan besar dan timnya harus beradaptasi ulang akan banyak hal. Sebab pasca tragedi Kanjuruhan itu Arema FC tak bisa lagi berkandang di Malang dan harus bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
"Saat ini Arema FC harus melakukan adaptasi dengan banyak hal, mulai dari homebase di luar Malang dengan jumlah penonton yang minim, hingga akhirnya adaptasi juga harus dilakukan pada komposisi pemain," ucap Yusrinal Fitriandi, melalui keterangan tertulisnya, pada Rabu malam (8/11/2023).
Hal ini memunculkan dugaan adanya persoalan membengkaknya biaya operasional tim sehingga melepas pemain terbaiknya Gustavo Almeida, berstatus pinjaman ke Persija Jakarta. Saat ini manajemen kata Inal sapaan akrabnya, mencoba berpikir jauh ke depan mengenai keberlangsungan klub.
"Bagaimana caranya kita bisa bertahan ditengah dinamika yang ada saat ini? Satu-satunya adalah dengan beradaptasi. Kami optimis dan realistis bagaimana Arema FC berpikir jauh ke depan tentang keberlangsungan klub,” terangnya.
Tetapi ia yakin Arema FC bisa selamat dari degradasi, meski hingga pekan 19 belum beranjak dari posisi 16 klasemen sementara. Pihak manajemen dan pelatih optimistis bisa mencari pengganti Gustavo Almeida dan menemukan solusi terbaik ke depannya.
