RAYONG - Berikut lima penyebab Timnas Indonesia U-23 takluk 5-6 via adu penalti melawan Timnas Vietnam U-23 di Final Piala AFF U-23 2023. Laga tersebut berlangsung di Stadion Provinsi Rayong, Rayong, Thailand, Sabtu (26/8/2023) malam WIB.
Kedua kesebelasan bermain intens sepanjang 90 menit pertandingan, tetapi laga berakhir 0-0. Di extra time, kedua tim sudah kelelahan hingga akhirnya pertandingan harus ditentukan via adu tendangan penalti.
Di babak ini, Vietnam menang 6-5. Indonesia harus puas menjadi runner-up di Piala AFF U-23 2023. Lantas apa saja penyebab kekalahan itu?
5. Tidak Efektif
Permainan Indonesia sejatinya tidak kalah dari Vietnam. Bahkan, anak asuh Shin Tae-yong berulang kali merepotkan pertahanan The Golden Stars.
Akan tetapi, berbagai peluang itu tidak mampu dimanfaatkan menjadi gol. Bahkan, ada dua peluang yang seharusnya 90% gol, malah berujung gagal.
4. Kelelahan
Perlu diakui, bermain 120 menit cukup menguras tenaga. Apalagi, pertandingan berlangsung dalam tempo tinggi di mana jual beli serangan terjadi.
Kelelahan pada akhirnya membuat Indonesia tak bisa berbuat banyak di 2x15 menit extra time. Laga harus dituntaskan di babak adu penalti dan keberuntungan tidak berpihak.
3. Eksekutor Vietnam Andal
Enam eksekutor penalti Vietnam perlu diakui memiliki teknik yang bagus. Seluruh penendang berhasil menaklukkan Ernando Ari Sutaryadi di bawah mistar gawang.
Bahkan, beberapa eksekusi sempat terbaca oleh kiper asal Persebaya Surabaya itu. Namun, teknik dan eksekusi yang matang, membuat sang penjaga gawang tak bisa berbuat banyak.
2. Terbatasnya Pilihan
Indonesia hanya memiliki 18 pemain untuk laga final Piala AFF U-23 2023, dengan dua di antaranya adalah kiper cadangan. Bisa dibilang, opsi Shin untuk melakukan pergantian sungguh terbatas.
Hal itu terlihat ketika serangan mulai buntu. Ia memang membuat kejutan dengan mencadangkan Sananta di babak pertama. Namun, opsi yang tersedia untuk menunjang permainan di babak kedua dan extra time, benar-benar terbatas.
1. Ernando Ari Sutaryadi
Suka tidak suka, Ernando menjadi penyebab kekalahan di babak adu penalti. Kiper kelahiran Semarang itu memang sempat menjadi pahlawan dengan menepis tendangan penalti Vietnam di waktu normal, tepatnya pada babak pertama.
Sayangnya, kehebatan Ernando tak terlihat di babak adu penalti. Ia sejatinya bisa membaca beberapa eksekusi lawan. Namun, tembakan-tembakan itu melesat lebih kencang.
Celakanya, Ernando kemudian gagal mengeksekusi penalti keenam yang merupakan penentu di babak sudden death. Alhasil, Indonesia pun harus puas menjadi runner-up.
(Wikanto Arungbudoyo)