JAKARTA – Pengamat sepakbola, Kesit Budi Handoyo, turut angkat bicara soal aksi suporter klub yang masih nekat away di Liga 1 2023-2024. Dia pun memberi saran agar sanksi diperberat bagi suporter yang tetap melakukan pelanggaran.
Kesit Budi Handoyo menganggap aturan larangan suporter away harus dipertahankan. Dia menyarankan PSSI memperberat sanksi yang diberikan kepada klub.
Kesit menilai langkah yang dilakukan PSSI dengan melarang suporter away sudah tepat. Hal itu sesuai dengan harapan FIFA terhadap transformasi sepakbola Indonesia. Suporter perlu dewasa menyikapi aturan tersebut demi kebaikan sepak bola Tanah Air.
"Beberapa klub sudah ada yang mendapatkan sanksi karena kehadiran suporter mereka ke laga away. Jika memang masih lolos juga, ya mungkin sanksinya harus lebih diperberat," ujar Kesit dalam rilis yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (21/8/2023).
“Untuk partai-partai yang melibatkan dua tim yang kerap berseteru dan suporternya kerap bentrok, kemungkinan bakal terjadinya kericuhan akan sangat besar," sambungnya kemudian.
Ya, aksi suporter klub yang masih nekat away di Liga 1 2023-2024 terus jadi sorotan. Pasalnya, aksi ini kerap menimbulkan kericuhan.
Terbaru, kericuhan antarsuporter terjadi di laga pekan ke-9 Liga 1 2023-2024 yang mempertemukan PSIS Semarang vs Persib Bandung. Laga itu digelar di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu 20 Agustus 2023.
Kericuhan terjadi lantaran adanya oknum suporter Persib yang nekat menonton langsung ke Stadion Jatidiri. Hal itu tentu saja melanggar aturan yang ditetapkan PSSI terkait larangan suporter away.
Dalam laga itu, Persib sempat memimpin terlebih dahulu lewat gol penalti Marc Klok di menit ke-23. Setelah itu, oknum suporter PSIS yang kecewa melampiaskan perasaan mereka kepada suporter tamu yang menonton di tribun timur.
Aksi pelemparan botol antara kedua pihak pun terjadi. Momen kericuhan itu terekam dan tersebar di media sosial.
Adapun laga akhirnya berakhir dengan kekalahan 1-2 yang dialami tim tuan rumah. Hasil itu kemudian membuat suporter tandang menjadi sasaran empuk untuk melampiaskan kekecewaan. Kericuhan itu mengakibatkan belasan suporter tamu mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan medis.
(Djanti Virantika)