SEBANYAK 3 alasan Park Hang-seo sang rival Shin Tae-yong tak cocok latih Persib Bandung akan diulas Okezone. Nama Park Hang-seo muncul sebagai satu dari sekian nama yang disebut-sebut bakal menggantikan posisi Luis Milla di Persib Bandung.
Sejumlah Bobotoh di media sosial antusias ketika mendengar nama Park Hang-seo dikait-kaitkan dengan Persib Bandung. Hanya saja, kehadiran pelatih asal Korea Selatan ini justru berpotensi menghadirkan petaka bagi Maung Bandung.
Ada sejumlah alasan yang menunjukan Park Hang-seo tak cocok melatih Persib Bandung di lanjutan Liga 1 2023-2024. Apa saja?
Berikut 3 alasan Park Hang-seo sang rival Shin Tae-yong tak cocok latih Persib Bandung:
3. Adaptasi
Persib Bandung dikenal sebagai tim besar yang tentunya memiliki target besar di setiap musimnya. Hanya saja, beban itu belum tentu bisa langsung diemban Park Hang-seo.
Sebab, Park Hang-seo membutuhkan adaptasi untuk mengenal kultur atau budaya sepakbola di Indonesia. Ditambah lagi, Park Hang-seo menggunakan bahasa Korea Selatan, bahasa yang tak dikuasai pemain-pemain Maung Bandung.
Jika Bobotoh dan manajemen mau menikmati prosesnya, mungkin Park Hang-seo bisa dipertimbangkan sebagai pengganti Luis Milla. Namun, jika hasil instan yang ingin didapat, Park Hang-seo bukan sosok yang tepat.
2. Emosian
Park Hang-seo dikenal sebagai pelatih yang emosian. Ia tak segan menunjuk-nunjuk wasit jika keputusan korps berbaju hitam tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.
Sifat buru kyang satu ini berpotensi merugikan Persib Bandung. Park Hang-seo bahkan sempat terkena kartu merah meski tim asuhannya menang 3-0 atas Timnas Indonesia U-23 di laga pembuka SEA Games 2021.
1. Rekor Buruk di Level Klub
Park Hang-seo memang bersinar bersama Timnas Vietnam. Ia membawa Timnas Vietnam U-23 menembus final Piala Asia U-23 2018, semifinal Asian Games 2018 hingga dua kali juara SEA Games.
Sayangnya di level klub, tak ada prestasi mentereng yang disabet pelatih 65 tahun ini. Prestasi terbaik Park Hang-seo hanya mengantarkan Sangju Sangmu juara Liga 2 Korea Selatan 2013 dan 2015.
(Ramdani Bur)