Selain itu, PT LIB juga terlalu lunak kepada broadcaster atau pihak yang menjadi pemegang hak siar Liga 1 2022-2023. Disinyalir, alasan PT LIB memaksakan laga tetap digelar malam hari supaya banyak orang yang menyaksikan pertandingan via televisi, sehingga rating dan share laga Arema FC vs Persebaya Surabaya juga meningkat.
(Duel panas Arema FC vs Persebaya Surabaya)
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pun menyoroti soal jam malam pertandingan. Ia mengatakan ini merupakan momentum pembelajaran bagi para kepentingan sepakbola bahwa jangan hanya rating televisi yang dikejar.
“Semua dari kita harus berintrospeksi atas tragedi ini. Tujuan berolahraga, pembelajaran menerima kemenangan atau kekalahan, profesionalitas kepanitiaan sebuah kegiatan olahraga, teknik pengamanan dan lain-lain. Jangan selalu kejar demi rating TV dengan memaksa pertandingan selalu malam hari,” tulis Ridwan Kamil di akun Twitter-nya, @ridwankamil.
Puncaknya, pengurus PSSI diminta berbagai pihak untuk mundur, sebagai bentuk rasa empati kepada keluarga korban. Salah satunya yang disampaikan presiden Madura United, Achsanul Qosasi.
"Sikap saya meminta mundur pengurus PSSI adalah tanggung jawab dan empati terhadap korban dan keluarganya. Jika tak mau mundur, itu hak mereka, ini tragedi sepakbola, bukan politik sepakbola," kata Achsanul Qosasi di akun Twitter-nya.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD membuat Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang berasal dari sejumlah instansi maupun individu. Harapannya, TGIPF dapat menginvestigasi secara kompherensif dan ujung-ujungnya tragedi kelam seperti ini tak terjadi lagi di masa mendatang.
Jika kejadian seperti ini terus terulang, hukuman tegas bakal dijatuhkan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) kepada PSSI. Hal yang paling ekstrem bisa berupa pencabutan status anggota PSSI dari FIFA.
(Ramdani Bur)