Kendati demikian, keributan yang terjadi di lapangan sontak berusaha diamankan pihak kepolisian. Akan tetapi, polisi tak bisa menghadang ribuan Aremania yang melakukan perlawanan cukup keras sehingga terjadi baku hantam. Alhasil, pihak kepolisian terpaksa harus menembakkan gas air mata.
Akibatnya, korban jiwa berjatuhan, hingga kabarnya 125 nyawa melayang dalam informasi terakhir. Salah satu hal yang disoroti adalah ketika pihak kepolisian menembakkan gas air mata. Padahal, pihak FIFA sudah menegaskan jika gas air mata dilarang digunakan pada saat pertandingan.
Menurut laporan MNC Portal Indonesia, saat ini total ada 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di daerah Malang. Korban tersebar di RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, dan beberapa rumah sakit di Kota Malang.
(Rivan Nasri Rachman)