LIMA hasil eksperimen Ralf Rangnick bersama Manchester United akan diulas dalam artikel ini. Pelatih berjuluk The Professor itu membuat perubahan yang berdampak pada pola permainan Setan Merah.
Rangnick mengawali debutnya sebagai pelatih dengan manis saat Setan Merah melawan Crystal Palace. Timnya menang dengan susah payah dengan skor akhir 1-0.
Pada laga berikutnya, juru taktik asal Jerman menemani Man United di Liga Champions 2021-2022 saat melawan Young Boys. Dia membuat perubahan dengan banyak memainkan pemain muda akademi Man United.
Berikut lima eksperimen Ralf Rangnick yang memberikan dampak bagi Man United:
5. Pemain Muda
Sang profesor telah dikenal senang memberikan kesempatan kepada pemain muda. Hal itu terbukti juga saat Man United bertanding melawan Young Boys di laga terakhir fase grup Liga Champions 2021-2022.
Sudah memastikan lolos ke babak 16 besar, Rangnick tidak membawa separuh timnya yang menjadi skuad utama. Sebaliknya, dia mempercayakan laga dengan menurunkan sejumlah beberapa pemain dari muda Setan Merah. Rangnick bahkan memberikan debut bagi Charlie Savage dan Zidane Iqbal menjalani debut bersama skuad senior.
4. Pergantian Dua Bek
Sejak Rangnick melatih, Aaron Wan-Bissaka dan Luke Shaw menjadi kehilangan posisi utamanya sebagai bek kiri dan kanan Man United. Perannya digantikan Diogo Dalot dan Alex Telles.
Baca juga: 5 Alasan Dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Segera Berakhir, Nomor 1 Digantikan Darah Muda
Perubahan itu cukup baik. Dengan masuknya Dalot, sisi kanan Man United lebih hidup dengan insting serangan Dalot yang lebih bagus dibanding Bissaka. Sedangkan Telles cukup seimbang ketika membantu serangan dan bertahan. Agak berbeda dengan Shaw yang kerap telat ketika bertahan usai membantu penyerangan.
3. Lini Tengah Lebih Intens
Sebenarnya tak perubahan pemain saat Rangnick melatih Man United di lini tengah Man United. Fred dan Soctt McTominay tetap menjadi pilihan utama pelatih berusia 63 tahun itu.
Namun, ada perbedaan permainan dalam peran duo Fred-Tominay ketika bermain diasuh Rangnick. Kedua pemain jangkar ini lebih intens dalam dan lebih mudah menutup aliran bola dampak sistem 4-2-2-2 yang dibangun Rangnick.
2. Transisi Sistem dan Umpan
Permainan Man United terlihat sudah berubah sejak Rangnick menjalani debutnya. Setan Merah lebih dominan dalam penguasaan bola. Dalam laga melawan Crystal Palace, tercatan pengusaan bola mencapai di angka 60 persen.
Selain itu, sistem transisi dari saat menyerang dan bertahan lebih baik. Tak memainkan pemain sayap, gelandang serang Man United, sangat fleksibel ketika membantu pertahanan. Sistem akan berubah dari 4-2-2-2 menjadi 4-4-2 saat bertahan.
1. Sistem 4-2-2-2
Rangnick dikenal pencetus sepakbola gegenpressing atau counter pressing. Filosofi tersebut merupakan sebuah taktik yang mengedepankan pemain untuk segera merebut bola dan melakukan serangan.
Dilihat dari catatan sebelumnya saat melatih RB Leipzig, Rangnick sangat senang dengan menggunakan sistem 4-2-2-2. Formula itu juga dia terapkan saat melatih Man United.
Dengan menggunakan taktik itu, Rangnick meminta dua pemain depannya untuk menutup aliran bola sejak di daerah pertahanan lawan. Bahkan Cristiano Ronaldo yang sudah berusia 36 menuruti taktik Rangnick dengan melakukan pressing ke bek lawan.
(Ramdani Bur)