MILAN – AC Milan tumbang 1-3 di tangan Sassuolo pada laga pekan ke-14 Liga Italia 2021-2022 pada Minggu 28 November 2021 malam WIB. Kekalahan itu pun terasa menyakitkan karena Milan sempat unggul terlebih dahulu.
Lantas apa yang membuat Milan justru menutup laga dengan kekalahan 1-3? Menurut pernyataan sang pelatih, Stefano Pioli, masalah utama Milan adalah kurang tajamnya lini depan mereka sehingga Rossoneri tak bisa membalas gol yang diciptakan Sassuolo.
Milan sendiri memang tak mampu tampil konsisten di sepanjang laga yang dihelat di San Siro tersebut. Karena permainan tak menentu itu serta buruknya lini depan membuat AC Milan pun harus menelan kekalahan memalukan di kandang sendiri dengan skor 1-3.
Pioli menyebut bahwa Milan sebenarnya memiliki banyak peluang di laga tersebut. Sayangnya mereka dianggap kurang tajam dan kerap melakukan kesalahan sehingga gagal meraih kemenangan meski sudah unggul lebih dulu.
“Kami kurang tajam, karena kami membuat terlalu banyak kesalahan. Kami memiliki begitu banyak peluang yang tidak kami ambil karena pilihan yang salah,” ujar Pioli dilansir dari Football Italia, Senin (29/11/2021).
“Ketika kami memimpin, kami tidak bertahan lebih dari tiga menit, dan itu adalah momen-momen penting dalam pertandingan. Jelas, ada sesuatu yang tidak berhasil,” imbuh pelatih berusia 56 tahun tersebut.
Pioli pun juga meyakini bahwa pertahanan Milan bukan menjadi masalah utama atas kekalahan tersebut. Milan dianggap terlalu sering memberikan bola yang mudah bagi Sassuolo untuk dapat menyerang dengan mudah.
“Saya tidak melihat kurangnya konsentrasi atau determinasi. Saya pikir secara mental kami tidak tajam dan membuat pilihan yang salah,” sambung Pioli.
“Ini bukan hanya tentang pertahanan, kami memberikan bola terlalu murah dan tentu saja seharusnya tidak kebobolan gol ketiga,” tambahnya.
Hasil melawan Sassuolo kemarin malam merupakan kekalahan kedua Milan di Liga Italia musim ini. Lagi-lagi kehilangan poin posisi Milan di peringkat kedua semakin terancam, terutama oleh Inter Milan yang hanya berbeda satu poin.
(Rivan Nasri Rachman)