MEDIO September 2017, Okezone mendapat kesempatan mewawancarai pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Egy Maulana Vikri secara eksklusif. Saat itu, Egy Maulana Vikri ditanya apa klub favoritnya? Secara tegas, Egy Maulana Vikri menyebut Barcelona.
Barcelona dipilih selain karena memiliki gaya bermain yang memukau, juga efek keberadaan Lionel Messi. Tanpa malu, pesepakbola asal Medan ini menyebut Lionel Messi sebagai pesepakbola favoritnya.
“Klub favorit saya Barcelona, alasannya karena keberadaan Lionel Messi. Barcelona tim yang sangat taktikal dan itu sangat bagus,” kata Egy Maulana Vikri kepada Okezone.
“Pemain favorit saya Messi, tapi awalnya saya suka Robben. Ketika itu ia masih membela Real Madrid. Bahkan di sepatu saya sampai saya tulis nama Robben. Setelah itu karena Robben jarang main akibat cedera, jagoan saya Messi,” lanjut Egy Maulana Vikri.
Berselang empat tahun, nasib yang dialami Egy Maulana Vikri dan sang idola serupa. Baik Egy Maulana Vikri dan Lionel Messi sama-sama tidak mendapat perpanjangan kontrak dari sang klub.
Egy Maulana Vikri tidak mendapat perpanjangan kontrak dari Lechia Gdansk, begitu juga dengan Lionel Messi di Barcelona. Alhasil, Egy Maulana Vikri dan Lionel Messi saat ini sama-sama berstatus tanpa klub.
BACA JUGA: 5 Klub Indonesia yang Bisa Tampung Egy Maulana Vikri, Nomor 1 Juara Liga 1 2020
Untuk Lionel Messi, Barcelona masih berniat memperpanjang kontrak La Pulga. Menurut presiden Barcelona, Joan Laporta, negosiasi perpanjangan kontrak agak terkendala gaji besar Lionel Messi.
“Kami ingin Lionel Messi bertahan dan Leo -sapaan akrab Messi- ingin bertahan. Semuanya berjalan sesuai rencana,” ucap Laporta pada El Transistor, dikutip dari twitter Fabrizio Romano (@FabrizioRomano), Kamis (1/7/2021).
“Kami memiliki masalah Financial Fair Play, kami sedang dalam proses mencari solusi terbaik untuk kedua belah pihak,” sambungnya.
Sekarang yang jadi pertanyaan, sanggupkah Egy Maulana Vikri menggantikan peran sang idola di Barcelona suatu hari nanti? Tak ada yang mustahil di sepakbola, termasuk melihat Egy Maulana Vikri membela tim sebesar Barcelona suatu hari nanti.
Kisah kipper Chelsea, Edouard Mendy, dapat dijadikan contoh. Di usia 22 tahun atau pada musim panas 2014, Edouard Mendy diputus kontrak oleh klub Divisi V Liga Prancis, Cherbourg.
Namun, Mendy tidak berpangku tangan. Ia rela berlatih bersama Le Havre demi menjaga kondisinya, walaupun tidak digaji sepanjang musim (2014-2015). Kemudian pada 2015, seorang temannya memberi kabar bahwa Olympique Marseille B sedang mencari penjaga gawang.
“Saya mencapai level baru di Marseille. Saya berlatih dengan para profesional sepanjang tahun dan berstatus kiper nomor 4,” kata Edouard Mendy dikutip dari The Sun.
(Edouard Mendy dapat dijadikan inspirasi oleh Egy Maulana Vikri)
“Berlatih bersama pemain seperti Lassana Diarra, Abou Diaby dan memenangkan duel melawan Steven Fletcher atau Michy Batshuayi, sangat bermanfaat bagi saya,” lanjut Mendy.
Demi mencari menit tampil, Edouard Mendy pindah ke tim Ligue 2 (Divisi II Liga Prancis) Stade Reims pada 2016. Mendy tercatat tiga tahun (2016-2019) membela Stade Reims dengan catatan kemasukan 86 kali dari 85 pertandingan.
Akhirnya, Mendy membawa Reims promosi ke Liga Prancis 2018-2019. Setelah itu, Mendy diboyong Stade Rennes pada musim panas 2019 seharga 3,5 juta pounds atau sekira Rp71 miliar..
Singkat kata, Edouard Mendy membantu Stade Rennes lolos ke Liga Champions 2019-2020. Sampai akhirnya Chelsea tertarik dengan kemampuan yang dimiliki pria kelahiran Senegal ini pada musim panas 2020.
Kini, Mendy membela tim sebesar Chelsea. Berkat bantuan Mendy juga, Chelsea keluar sebagai juara Liga Champions 2020-2021. Jadi, tak ada yang mustahil, termasuk melihat Egy Maulana Vikri membela Barcelona suatu hari nanti.
(Ramdani Bur)
