Upaya Serie A Tangkal Rasisme Lewat Lukisan Monyet Tuai Kecaman

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Selasa 17 Desember 2019 13:35 WIB
CEO Serie A, Luigi De Siervo, memamerkan lukisan karya Simone Fugazzotto (Foto: Serie A)
Share :

MILAN – Upaya CEO Serie A, Luigi De Siervo, untuk menangkal aksi rasisme di Liga Italia dengan karya seni justru mendapat kecaman luas. Betapa tidak, lukisan yang dipamerkan di Kantor Pusat Serie A di Milan, Italia, justru menampilkan tiga ekor monyet.

Sekadar informasi, Liga Italia 2019-2020 kembali didera isu rasisme yang setidaknya terjadi dua kali. Romelu Lukaku dan Mario Ballotelli masing-masing menjadi korban bebunyian yang menirukan lenguhan seekor monyet dari suporter lawan ketika menjalani laga tandang.

Baca juga: Lazio Menang 8 Kali Beruntun, Inzaghi: Scudetto Kami Finis 4 Besar

Demi menyadarkan masyarakat, khususnya pecinta sepakbola, Serie A berusaha menangkal aksi rasisme itu dengan sebuah lukisan karya Simone Fugazzotto. Sayangnya, lukisan itu tidak mendapat tanggapan positif dari sejumlah pihak karena menampilan wajah monyet, hewan yang sering dipakai untuk merendahkan pemain-pemain berkulit hitam.

“Di sebuah negara yang otoritasnya gagal menangani rasisme dari pekan ke pekan, Serie A justru meluncurkan kampanye yang terlihat seperti lelucon tidak lucu. Karya seni itu sungguh kejam, kontra-produktif, dan berpotensi melanjutkan hinaan kepada mereka yang memiliki latar belakang keturunan Afrika,” bunyi pernaytaan kelompok anti-rasisme FARE, dikutip dari ABC Net, Selasa (17/12/2019).

Kekesalan serupa ditunjukkan salah satu klub papan atas Liga Italia, AS Roma. Pihak klub lewat unggahan di akun Twitter, mengaku tidak yakin instalasi seni itu adalah cara yang tepat guna menangkal tindakan rasisme.

“AS Roma sangat terkejut melihat sesuatu yang dimaksudkan untuk kampanye anti-rasisme di Serie A yang menampilkan lukisan tiga ekor monyet di media sosial. Kami paham operator liga hendak menangkal rasisme, tetapi kami tidak yakin ini adalah cara yang tepat,” bunyi pernyataan AS Roma.

Sementara itu, sang seniman Simone Fugazzotto berkilah penggunaan tiga ekor monyet itu sebagai media untuk mengajarkan orang lain. Menurutnya, monyet tidak ada perbedaan karena memiliki wajah yang mirip satu sama lain.

“Melalui lukisan ini saya ingin mengajarkan orang-orang kalau kita semua adalah monyet. Hewan tersebut menjadi contoh kepada semua orang kalau kita tidak ada bedanya. Kita semua mirip,” tutur Simone Fugazzotto, dikutip dari Bein Sports.

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya