TURIN – Siapa sangka bek tangguh Juventus, Giorgio Chiellini hampir bergabung dengan AS Roma pada 2004 silam. Selain itu, Chiellini juga mengungkapkan bahwa kemegahan Premier League hampir membutakan matanya dan kini memiliki hasrat merumput di Amerika Serikat.
Hal tersebut diketahui setelah Chiellini melakukan wawancara panjang dengan salah satu media Italia, La Gazetta dello Sport, mengenai beberapa momen yang nyaris mengubah perjalanan kariernya saat ini, Sabtu (18/10/2014).
“Saya bisa saja merumput di Premier League pada 2007 lalu, namun keputusan saya menolak dan bukanlah sebuah hal buruk. Juve adalah takdir saya sebagai pesepakbola. Selain itu saya juga hampir bergabung dengan Roma pada 2004,” cerita Chiellini.
Chiellini sendiri menjadi milik Juventus pada musim panas 2004 dengan nilai transfer mencapai 6,5 juta euro dari Livorno. Akan tetapi Juve malah menjual setengah kepemilikannya kepada Fiorentina seharga 3,5 juta euro, satu musim kemudian si Nyonya Tua menebusnya kembali dengan uang sebesar 4,3 juta euro. Hingga saat ini ia menjadi andalan Bianconeri.
“Di saat saya tiba di Juventus, Giuliano Giannichedda sudah seperti kakak saya. Saat itu saya takut dalam membuat keputusan, tetapi ia datang mengajari saya akan hal yang dibutuhkan di dunia,” lanjutnya.
“Ia berkata ‘Nikmatilah saat Anda bisa, berkorban dan belajar mengerti akan situasi yang akan dihadapi,’ Dia benar sekali akan hal itu,” imbuh Chiellini.
Lebih lanjut, Chiellini juga menyinggung terkait rencana dirinya menghabiskan sisa karier di kompetisi sepakbola tertinggi di Negeri Paman Sam, MLS. Musim panas tahun depan menjadi pintu awal peluangnya menyicipi MLS.
“Saya masih ingin terus bermain, tetapi saya tidak ingin menjadi seorang pelatih. Bisa membuat saya stress. Saya melihat waktu pensiun masih jauh, tetapi cepat atau lambat saya harus segera memikirkannya. Mungkin saja pada usia 34-35 atau bisa saja 38 tahun,” ucap pria berusia 30 tahun itu.
“Saya berharap dapat mengakhiri karier profesional setelah merasakan bermain di Amerika Serikat. Saya sudah mendapat bayangan bagaimana kehidupan di sana berjalan,” tuntasnya.
(Fetra Hariandja)
