Pembuktian Diri David Luiz

Randy Wirayudha, Jurnalis
Senin 27 Februari 2012 21:09 WIB
David Luiz Moreira Marinho (Foto: Getty Images)
Share :

LONDON – Di masa kecilnya, David Luiz layaknya para bintang asal Brasil lainnya, terlahir dari keluarga yang pas-pasan dan ingin menjadikan sepakbola, ladang penghasilan yang membuat keluarganya makmur dan sejahtera.
 
Lahir dari kota kecil, Diadema – salah satu kawasan kumuh São Paulo, Luiz punya mimpi untuk mendunia lewat lapangan hijau. Bahkan pemain yang identik dengan rambut kribonya itu sudah merantau sejak umur 14 tahun.
 
Ketika merantau sejauh 1.200 mil ke pesisir Timur Laut, tepatnya kota Salvador, Luiz yang sempat menjadi anak didik SSB São Paulo, memutuskan pindah ke SSB Esporte Clube Vitória.
 
Bukan tanpa pengorbanan, perjalanan Luiz pada tahun 2001 silam, sempat membuat ekonomi keluarganya carut-marut dalam lilitan hutang, untuk membiayai perantauan Luiz.
 
Tapi kini perjuangan Luiz sudah terbayar, melihat kondisinya kini, Luiz bermain di klub sebesar Chelsea dan membuktikan diri bahwa dirinya mampu menolong ekonomi keluarga dari limpahan gaji besarnya.
 
Padahal sebelumnya, Luiz sempat dikerubungi sejumlah kritik yang bisa dikatakan tak membangun sama sekali. Luiz keluar dari akademi São Paulo, karena pernah diremehkan para pelatihnya, bahwa Luiz takkan pernah menjadi pemain besar.
 
Tapi Luiz tak mempan dengan sejumlah kritik tersebut – dan terbukti sampai sekarang, di mana sejumlah blundernya bersama Chelsea, tak membuatnya cepat patah arang dan depresi.
 
Singkat cerita, Luiz berhasil di Vitória dan juga di Benfica. Performanya membuat The Blues rela menggelontorkan uang sebesar 26,5 juta pounds (Rp381 miliar) untuk mendatangkannya ke Stamford Bridge
 
“Orang yang tak pernah menyentuh bola, takkan bisa menjatuhkan saya. Mustahil kritik mereka membunuh hidup saya di sepakbola,” tukasnya, sebagaimana dilansir Sporting Life, Senin (27/2/2012).
 
“Karena saya tahu kehidupan saya sendiri ketika tak punya apa-apa, saya tahu hidup saya ketika keluarga saya amat membutuhkan saya. Saya tahu hidup saya ketika meninggalkan rumah di usia 14 tahun dan berkata pada mereka, ‘suatu hari saya akan kembali dan memberi kalian kehidupan yang layak,” tutupnya penuh emosi.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya