JAKARTA - Kongres PSSI 20 Mei lalu gagal menghasilkan keputusan lantaran hujan interupsi sejumlah peserta, yang mengusung nama George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP) sebagai bakal calon Ketua Umum dan Wakil Ketua. Kendati demikian, Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar mengaku tidak menyimpan rasa benci.
Seperti diketahui, kongres berakhir deadlock karena sejumlah peserta memaksa Agum, selaku pimpinan sidang, menghadirkan Komite Banding Pemilihan guna menjelaskan pencoretan nama GT dan AP. Permintaan urung terpenuhi, para peserta berlomba melayangkan interupsi.
Alhasil, setelah hampir tujuh jam berlangsung, Agum menutup kongres tanpa menghasilkan satupun keputusan. Agenda pemilihan ketua umum, wakil ketua, serta anggota komite eksekutif (exco) PSSI periode 2011-2015, gagal terlaksana.
Meski demikian, gagalnya kongres tak menyisakan kebencian dalam diri Agum, terhadap kelompok yang ngotot mendukung GT dan AP. “KN tidak ada rasa benci dan emosi. Kami hanya mentaati azas saja,” aku Agum dalam jumpa pers di Kantor PSSI, di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Sabtu (28/5/2011).
Kegagalan kongres disinyalir akan melahirkan sanksi yang dijatuhkan FIFA. Untuk mengantisipasinya, Agum bersama anggota KN sekaligus Plt Sekjen PSSI, Joko Driyono, siap melaporkan langsung ke FIFA. Keduanya dijadwalkan terbang ke markas besar FIFA di Zurich, Swiss, nanti malam.
(Muhayati Faridatun)
