BANDA ACEH - Persiraja Banda Aceh keluar sebagai juara Devisi Utama Liga Indonesia 2010/2011 wilayah barat, setelah berhasil membungkam PS Bengkulu 3-0 dalam laga pamungkas di Stadion Dimurtala, Lampineung, Banda Aceh, Senin (25/4/2011).
Raihan poin penuh ini memperkokoh posisi Laskar Rencong (julukan Persiraja) di puncak klasmen musim ini dengan total nilai 48. Ini sekaligus memastikan diri masuk ke babak 8 besar yang akan mempertemukan pemenang divisi utama dari wilayah lain.
Ini adalah hasil gemilang diukir Persiraja dalam tiga dekade terakhir. Mereka terakhir kali mengukir prestasi sebagai juara divisi utama Indonesia 1980/1981 setelah di final sukses mengalahkan Persipura Jayapura, 3-1.
Persiraja unggul atas PSAP Sigli yang saat ini masih menjadi penghuni posisi kedua klasemen sementara divisi utama wilayah barat dengan torehan poin 44 dan tersisa satu pertandingan. Sementara PSMS Medan membuntuti di peringkat tiga dengan 42 poin dan tinggal dua kali sisa pertandingan. Kedua tim masih berupaya merebut posisi runner up untuk menyusul Persiraja ke babak 8 besar.
Dalam laga ke 24 menjamu PS Bengkulu, Persiraja berjaya melalui gol Nanda Lubis, (27),(42) dan Irwanto (66). Bermain di depan publik sendiri otomatis anak asuh Heri Kiswanto mendominasi sepanjang laga. Sementara PS Bengkulu tak begitu getol mengejar angka, karena mereka sudah dipatikan aman dari degradasi. Sehingga laga berlangsung berat sebelah.
Lolosnya Persiraja ke babak 8 besar disambut gegap gempita pendukngnya. Skull, julukan supporter Persiraja berkonvoi keliling kota mewujudkan kegembiraannya. Ketua Umum Persiraja, Mawardi Nurdin menghadiahi uang senilai Rp25 juta kepada pemain Persiraja, sebagai bentuk dukungan sekaligus motivasi tim.
Dia mengatakan, pihaknya akan menyurati PSSI besok untuk meminta jatah sebagai tuan rumah pagelaran babak 8 besar, menyusul masuknya Persiraja sebagai salah satu kontestan. Persiraja menyatakan siap menjadi tuan rumah dan mengajukan tiga stadion untuk dipilih salah satunya, yakni Stadion Dimurtala, Stadion Harapan Bangsa dan lapangan Sintetis yang semuanya berada di Banda Aceh.
(Achmad Firdaus)
