LAMONGAN - Persela Lamongan dalam bahaya di kompetisi Djarum Indonesia Super League (DISL) musim ini. Rentetan tren negatif mengalami klimaks setelah Laskar Joko Tingkir kalah 1-2 (0-2) di tangan Persema Malang sore ini.
Persema unggul dua gol di babak pertama melalui Irfan Bachdim ('9) dan Ngon Mamoun ('22). Tuan rumah hanya mendapat gol penghibur menit 46 lewat tandukan Fabiano Beltrame. Kiper Persela Lamongan Khoirul Huda menjadi pemain terburuk di laga itu.
Kekalahan Persela menjadikan kepercayaan terhadap pelatih Subangkit semakin menipis. Sebaliknya, bagi Persema, kemenangan ini merupakan yang pertama kalinya sejak turun di DISL musim ini.
Coach Persema Timo Scheunemann merendah dengan mengatakan timnya beruntung bisa mencetak gol lebih dulu. Ia mengaku lapangan cukup berat untuk berlari, sehingga berpengaruh pada permainan kedua tim. Timo lega bisa melunasi kekalahan di Piala Gubernur lalu.
"Bintang lapangan adalah kiper Sukasto Efendi. Juga Irfan Bachdim yang selalu fight. Saya senang dengan penampilan pemain yang tak menyerah walau ditekan terus. Kepemimpinan wasit lumayan bagus, karena sebelumnya kita dihantui setelah kekalahan di Deltras," ujar Timo.
Pelatih Persela Subangkit siap menerima tekanan dari manajemen dengan kekalahan tersebut. Mantan pelatih Persema ini siap bertanggungjawab terhadap hasil yang diderita timnya. Absennya sejumlah pemain pilar memaksanya menurunkan komposisi berbeda.
"Kami sudah mencetak gol, tapi nyatanya tetap kalah. Faktor lapangan juga berpengaruh. Selain itu tim juga tidak diperkuat pemain utama. Saya siap tanggungjawab," tutur Subangkit. Pelatih asal Pasuruan ini ternyata mendapat dukungan dari Timo.
Dalam press conference pula, Timo menyebut faktor lapangan menjadi kendala serius Persela. Dengan komposisi pemain sekaligus kepemimpinan yang dimiliki Subangkit, menurut Timo Persela bisa lebih baik jika bermain di lapangan lebih layak.
(Fitra Iskandar)