Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

"Persib Ibarat Kopi yang Tidak Beraroma"

Huyogo Simbolon (Koran Sindo) , Jurnalis-Jum'at, 24 Juni 2011 |06:05 WIB
Foto: Para pemain Persib Bandung tengah melakoni sesi latihan/Koran SI
A
A
A

BANDUNG - Fanatisme pemain Persib Bandung dinilai kian luntur belakangan ini. Selain sebagai klub yang telah menapaki profesionalitas, rasa kebanggaan dalam diri pemain sudah banyak berubah sehingga Persib sekarang sudah jauh berbeda.

Hal itu diungkapkan pelatih Persib di era 90-an Indra M Thohir. Menurut Indra, kondisi tersebut terlihat jelas saat Persib mengarungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) belakangan ini khususnya di musim 2010/2011. Padahal, materi pemain Maung Bandung -julukan Persib- dihuni sejumlah pemain berkelas dan berkualitas.

Pelatih yang membawa Persib menujarai Liga Indonesia pertama mengatakan, Persib di musim ini banyak mengalami gangguan non teknis. Masalah yang muncul justru hadir dalam sifatnya personal. Selain itu, faktor luar yang seharusnya mendukung perjalanan Persib di kompetisi sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan.

“Yang namanya kompetisi seperti yang pernah saya alami juga kok. Banyak gangguan memang di musim ini. Tapi ceuk urang mah, Persib sekarang ibarat kopi yang tidak keluar aromanya,” ungkap Indra sata ditemui wartawan di sela-sela menghadiri saresehan sepakbola di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kamis (23/6/2011).

Persib saat ini, lebih lanjut Indra menuturkan, tidak punya lagi yang namanya rasa memiliki. “Jika kalah saja masih bisa tertawa, apalagi jika menang. Harusnya itu dibalik. Berbeda dengan para pemain dulu. Tapi bukan berarti juga kalau si pemain harus jago nangis kalau kalah,” katanya.

Pelatih yang dikenal banyak menggunakan talenta lokal semasa menangani Persib juga mengakui bahwa pemain yang menghuni Persib saat ini harus melakukan instropeksi. “Menyusun dari sekarang dengan mencari pemain yang punya mental bagus. Jangan pemain dengan materi bagus saja,” bebernya.

Di awal musim ini Persib dikenal sebagai tim yang gemar mendatangkan pemain dengan kelas bintang. Bahkan, sederet nama punggawa tim nasional ikut jadi bagian skuad Pangeran Biru seperti Markus Horison, Maman Abdurrahman dan Cristian Gonzales.

Selain memperkaya pemain dengan label bintang, manajemen juga kerap mendatangkan pemain asing yang cukup lama melanglangbuana di Liga Indonesia. Sehingga, skuad Persib secara materi sebetulnya berada di atas rata-rata. Namun pada kenyataannya, di akhir musim ini tim besutan Daniel Roekito hanya bertahan di papan tengah atau di urutan ke-7 klasemen.

Indra sendiri menilai, kalau mau ideal pun sebuah tim tidak bisa menjadi yang terbaik bila harus melupakan pada kesalahan. “Ideal pun belum tentu juara. Ya, Brasil saja tidak akan bisa jadi juara dunia kalau hanya mengandalkan hal yang ideal. Intinya, sebuah tim tidak mungkin tanpa kesalahan,” jelasnya.

Di akhir pembicaraan, pelatih yang sempat dipercaya pada kompetisi 2001-2002 dan 2005-2006. Itu menambahkan, pemain Persib harus diberikan tekanan. “Mencari pemain sekarang lebih mudah daripada dahulu. Tidak lengkap kalau tidak punya fanatisme. Bukan saya memvonis pemain sekarang tidak punya motivasi, justru motivasi itulah yang dipakai sebagai modal,” tegasnya.

(Achmad Firdaus)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement