LAMONGAN - Jelang laga tandang menantang tuan rumah Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Pelatih Persela Lamongan Subangkit hampir dipastikan bakal menurunkan strategi yang sama. Ia tak berencana mengubah komposisi pemain seperti waktu dikalahkan Persipura 0-1 lalu.
Menurut pelatih asal Pasuruan ini, tim sudah bisa menjalankan strategi dengan efektif terlepas dari gol bunuh diri Charis Yulianto. Kalau pun ada perubahan, paling memungkinkan adalah lini depan yang kurang gereget dalam pemanfaatkan peluang.
“Saya pikir tim sudah berjalan bagus. Kita tinggal meningkatkan pemanfaatan peluang saja, karena di beberapa kesempatan kita masih gagal. Belum ada rencana pergeseran posisi. Tapi saya tetap melihat perkembangan tim dua hari ini,” cetus Subangkit.
Dengan formasi 4-3-3, Subangkit memunyai potansi merepotkan Arema. Dengan menempatkan Mustafic Fachrudin sebagai gelandang bertahan, pertahanan lumayan bisa diandalkan. Kecuali posisi full back kanan yang ditempati Jainal Ichwan.
Posisi ini menjadi incaran pemain Persipura saat melakukan serangan balik karena Jainal sendiri kurang bagus dalam bertahan. Dari sektor ini pula gol bunuh diri Chartis Yulianto terjadi. Saat menghadapi Arema, posisi Jainal kembali dipertanyakan.
Pasalnya ia bakal berhadapan dengan pemain yang mempunyai kecepatan macam Dendi Santoso, TA Musafri, maupun Sunarto. Untuk menutup sektor ini, Subangkit masih bisa memunculkan Taufik Kasrun yang belakangan lebih banyak diparkir.
“Arema merupakan tim berkarakter menyerang, mirip dengan Persipura. Pertahanan menjadi sektor paling penting walau kita tak akan main bertahan. Kita akan bermain normal dan mengimbangi permainan Arema,” kata Subangkit yang timnya ditahan 0-0 saat bertemu di Lamongan pada putaran pertama silam.
Di laga ini kondisi striker Radouanne Barkaoui masih diragukan karena masih belum fit 100% setelah cedera. Namun Subangkit masih kaya pemain depan karena masih ada Zulham Zamrun, Aris Alfiansyah, Feri Ariawan, Kim Young Han, maupun Hendro Siswanto yang bisa dioperasikan sebagai striker sayap.
Minimal satu poin sangat berarti bagi Persela sebagai modal moril menghadapi laga berat berikutnya menjamu Persija Jakarta. Kemungkinan itu dianggap masih masuk akal mengingat Persela tak pernah kalah dengan skor besar walau bertanding di kandang Arema.
(Rejdo Prahananda)