Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pencabutan Sanksi, Harga Mati

Kukuh Setiawan (Koran Sindo) , Jurnalis-Kamis, 02 Juni 2011 |22:24 WIB
Pencabutan Sanksi, Harga Mati
Foto:Ist
A
A
A

MALANG - Persema Malang tampaknya tak terlalu pusing dengan kesempatan yang diberikan FIFA terkait kongres PSSI. Tim berjuluk Laskar Ken Arok lebih tertarik meloloskan misinya menggagalkan sanksi yang diterimanya karena berbelok Ke Liga Primer Indonesia (LPI).
 
Praktis, keberhasilan kongres memberikan makna berarti bagi Persema, karena harapan pencabutan sanksi masih terbuka lebar. Manager Persema Malang Asmuri mengakui Persema tak mempunyai hak suara setelah diganjar sanksi dalam Kongres PSSI di Bali.
 
Kendati demikian, bukan berarti timnya berpangku tangan. “Yang terpenting bagi Persema adalah pencabutan sanksi. Makanya kita sangat berharap di kongres yang berikutnya juga dibahas mengenai sanksi. Persema berharap kongres berjalan mulus,” tutur Asmuri dihubungi kemarin.
 
Saat kongres yang berakhir deadlock, sebenarnya tim yang dulunya milik Pemkot Malang ini sudah berharap banyak. Sayang kongres tak menghasilkan apa pun sehingga Persema hingga kini masih dijerat sanksi dan hanya bisa dicabut melalui gelaran kongres.
 
Persema berkilah upaya meninggalkan Indonesia Super League (ISL) dan berbelok ke LPI bukan berarti keluar dari PSSI. Persema hanya menginginkan situasi kompetisi yang menjunjung tinggi fair play dan sulit ditemukan saat masih bergumul di ISL.
 
Disinggung keberadaan K-78 yang terus memaksakan dukungan ke salah satu calon, Asmuri mengakui kongres nanti masih berpotensi gagal. Jika Komite Normalisasi (KN) maupun K-78 tak menemui titik temu, maka bisa saja kongres kembali buntu dan Indonesia mendapat sanksi FIFA.
 
“Kalau demikian kenyataannya, berarti Indonesia harus introspeksi dan membenahi segala unsur di sepakbola. Menurut saya sanksi bukan sesuatu yang menakutkan, walau ada efek negatifnya. Tapi tetap saja kita semua harus berusaha agar kongres berhasil,” tandasnya.
 
Langkah sama ditempuh Persibo Bojonegoro. Tim yang juga diganjar sanksi karena bergabung LPI ini juga berharap kongres nantinya mencabut sanksi yang diberikan saat Nurdin Halid masih berkuasa. Persibo saat ini masih ngotot bahwa kepindahan ke LPI bukan untuk keluar dari PSSI.
 
“Kita ini kekurangan duit dan tak mampu membiayai klub. Dana dari pemerintah daerah juga tak cukup. Makanya kami pindah ke LPI yang menjamin kebutuhan klub. Jadi kalau kami dikenai sanksi, rasanya itu tidak adil,” kata Ketua Umum Persibo Taufik Riesnendar.
 
Di kongres lalu, Persibo tak mendapatkan undangan dan tak memiliki hak suara. Itu bisa terulang di kongres berikutnya yang bakal digelar sebelum 30 Juni. Taufik terang-terangan masih belum terima dengan sanksi yang dikenakan saat kongres di Bali.
 
“Tujuan secara umum, Persibo ingin kongres berjalan lancar dan memberikan perbaikan signifikan pada persepakbolaan Indonesia. Tujuan khususnya, mendesak pencabutan sanksi yang diberikan status quo. Kita akan perjuangkan terus,” tandas Taufik.

(Rejdo Prahananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement