Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kongres PSSI

Kongres Masih Rawan Pertentangan

Kukuh Setiawan (Koran Sindo) , Jurnalis-Rabu, 01 Juni 2011 |07:26 WIB
Kongres Masih Rawan Pertentangan
Foto: Aksi para pecinta yang menuntut adanya perbaikan di tubuh PSSI/Dok.Okezone
A
A
A

SURABAYA - Kendati FIFA memberikan kesempatan sekali lagi kepada PSSI untuk menggelar kongres, tapi bukan berarti persoalan bakal selesai dengan mudah. Kongres masih rawan diwarnai pertentangan seperti yang terjadi pada 20 Mei silam.

Kongres yang digelar Komite Normalisasi (KN) bakal menemui persoalan yang sama, yakni tuntutan dari pendukung George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP). Mereka tetap menuntut FIFA walaupun KN menjelaskan dasar hukum pelarangan GT dan AP maju ke bursa pencalonan.

Salah satu pendukung GT dan AP, Saleh Ismail Mukadar, mengatakan pihaknya tak akan berhenti meminta penjelasan dasar pelarangan itu. Sebab sejauh ini pihaknya belum juga mendapat jawaban yang gamblang soal pelarangan tersebut.

"Kita tetap akan meminta KN atau FIFA untuk memberikan penjelasan pelarangan majunya Pak George dan Pak Arifin. Statuta atau dasar hukum mana yang dipakai, semua harus jelas," ujar Saleh Mukadar kemarin.

Sekalipun nantinya ada kongres lagi, selama belum ada penjelasan yang memuaskan, pihaknya bakal tetap menagihnya. Saleh juga percaya pelarangan itu belum menjadi keputusan final dari FIFA dan masih ada kemungkinan berubah.

Saleh pun berharap dalam kongres nanti ada penjelasan yang memuaskan semua pihak. "Kalau memang latar belakangnya jelas dan sesuai aturan, kita tak akan menuntut macam-macam dan akan bersikap legowo," imbuh anggota dewan Jawa Timur ini.

Jika AP dilarang masuk bursa pencalonan karena membentuk LPI, dirinya bisa menerima walau tidak tercantum dalam Statuta FIFA. Yang menjadi pertanyaan besar menurutnya adalah pelarangan GT yang belum diketahui alasan pastinya.

Saleh pun meminta KN maupun FIFA secepatnya memberikan penjelasan agar kongres yang bakal digelar ketigakalinya tak berakhir seperti 20 Mei lalu. Jika tidak? "Kita akan terus meminta jawaban. Tak akan menyerah," tandasnya.

Sementara itu, Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi berharap kongres di bulan Juni bisa memunculkan hasil yang disepakati bersama. Ia tak ingin melihat kondisi persepakbolaan serba tak pasti.

"Keputusan FIFA menjadi peringatan bahwa kita tinggal mempunyai satu kesempatan lagi. Semua tentunya tak ingin gagal lagi dan mendapat sanksi. Semoga semua insan sepakbola mempunyai visi sama dalam menyukseskan kongres dengan tujuan membangun sepakbola nasional," tutur Yuhronur.

Sekalipun Persela sudah lama mendukung GT, namun tim berwarna biru laut lebih memilih berpikir secara luas. Artinya, jika memang jagoannya tak berhasil, maka Persela berharap tidak ada permasalahan di belakang hari.

Sementara, Plt Ketua Pengprov PSSI Jatim Vigit Waluyo meminta kongres dipersiapkan secara matang sebelum benar-benar digelar. Maksudnya, segala persoalan yang mungkin masih mengganjal sebelum pelaksanaan kongres, hendaknya dipikirkan solusinya dulu.

Dengan begitu saat pelaksanaan, tak ada selisih pendapat yang berlarut-larut hingga berujung deadlock seperti 20 Mei lalu. "Karena sudah gagal dua kali, harusnya pelaksanaan kongres selanjutnya bisa lebih baik. Kita semua berharap demikian," kata Vigit.

Ancaman FIFA yang bakal memberikan sanksi jika kongres kembali gagal, menurutnya harus dijadikan pegangan semua yang terlibat di kongres. "Sebisa mungkin, semua pihak selayaknya menghindari kemungkinan sanksi. Karena bagaimana pun sanksi FIFA pasti ada efek negatifnya," tandasnya.

(Achmad Firdaus)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement