SEBANYAK 5 pesepakbola top dunia yang menghina Indonesia setelah meninggalkan Tanah Air akan diulas Okezone. Liga Indonesia pernah diperkuat banyak pesepakbola top dunia.
Pemain-pemain ini layak disebut pesepakbola top dunia karena berpengalaman berkarier di kasta teratas sepakbola Eropa. Namun, ketika berkarier Indonesia, pemain-pemain ini tidak bersinar. Mereka cenderung menyesal berkarier di Indonesia. Lantas, siapa saja pemain yang dimaksud?
Berikut 5 pesepakbola top dunia yang hina Indonesia:

Kevin van Kippersluis mencatatkan 176 caps di Liga 2 Belanda bersama empat klub berbeda, yakni FC Volendam, SC Cambuur, SBV Excelsior dan Go Ahead Eagles. Dari 176 penampilan itu, pemain yang biasa bermain sebagai winger kiri ini mengemas 36 gol dan 22 assist.
Pada musim panas 2018 atau di usia 25 tahun, Kevin van Kippersluis hengkang dari SC Cambuur ke Persib Bandung. Enam bulan membela Persib Bandung di paruh kedua Liga 1 2018, pemain asal Belanda ini hanya mengemas dua gol dan satu assist dari 15 pertandingan.
Tampil kurang oke, manajemen Persib Bandung enggan memperpanjang kontrak Kevin van Kippersluis. Di saat bersamaan, performa Kevin van Kippersluis tak kunjung membaik. Setelah membela Persib Bandung, pesepakbola 32 tahun ini lebih sering membela klub amatir.
“Saya pergi ke Indonesia terlalu cepat. Jika saya sudah di pengujung karier, mungkin ceritanya akan berbeda," kata Kevin van Kippersluis saat diwawancara media asal Belanda Voetbal International.
"Saya merindukan sepakbola Belanda. Kehidupan saya bagus di Indonesia, tapi tidak dalam urusan sepakbola. Di Belanda permainan lebih ke arah taktikal, di Indonesia tidak," lanjut Kevin van Kippersluis.

Sebelum berkarier di Indonesia pada 2017, Sylvano Comvalius pernah membela sejumlah klub top Eropa, salah satunya Dynamo Dresden dari Jerman. Di tahun pertama berkarier di Indonesia, penyerang berdarah Belanda ini langsung menjadi top skor Liga 1 2017, tepatnya dengan koleksi 37 gol untuk Bali United!
Namun, ia justru marah dan kapok berkarier di Indonesia. Sylvano Comvalius menilai sang klub, Bali United, dirugikan penyelenggara kompetisi.
Saat itu, klub kebanggaan masyarakat Bali ini di ambang menjadi juara Liga 1 2017. Namun, pesaing Bali United dalam perebutan gelar juara saat itu, Bhayangkara FC, ketiban durian runtuh. Laga melawan Mitra Kukar yang awalnya berakhir 1-1, berubah 3-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC.
Hasil berubah karena Mitra Kukar memainkan Mohamed Sissoko yang sebenarnya masih menjalani sanksi kartu. Alhasil, di akhir kompetisi, poin Bhayangkara FC dan Bali United sama kuat. Efek kalah head-to-head, Bali United harus rela melihat Bhayangkara FC juara Liga 1 2017.
“Jadi, selamat datang di sirkus. Siapa yang ingin melihat keajaiban? Apa pun yang terjadi, kita harus bangga pada musim ini. Bersama-sama kita melakukan pekerjaan yang menakjubkan. Mari berharap dan berdoa untuk akhir yang baik," tulis Comvalius di media sosial Instagram-nya saat itu.

Boubacar Sanogo berpengalaman membela Hamburg SV (2006-2007) dan Werder Bremen (2007-2009). Pemegang 21 penampilan bersama Timnas Pantai Gading ini juga tiga tahun (2009-2012) membela klub asal Prancis, Saint-Etienne.
Singkatnya pada Liga 1 2017, Boubacar Sanogo memilih melanjutkan karier bersama Madura United. Sayangnya, penyerang yang kini berusia 38 tahun dipecat Madura United ketika baru tiga bulan merumput di sana. Karena itu, Boubacar Sanogo pun kapok bermain di Indonesia.
“Saya tidak suka di sana (Indonesia). Strukturnya sangat memprihatinkan. Kami bahkan tidak memiliki ruang ganti dan shower di tempat latihan,” kata Sanogo kepada T-Online.

Didatangkan sebagai marquee player pada 2017, Carlton Cole diharapkan menjadi mesin gol Persib Bandung. Namun, pemegang tujuh caps bersama Timnas Inggris ini gagal total selama memperkuat Maung Bandung.
Eks penyerang Chelsea ini gagal mencetak gol dari lima pertandingan bersama Persib Bandung. Saat itu, salah satu petinggi Persib Bandung menilai buruknya performa Carlton Cole menjadi salah satu penyebab bobroknya performa Maung Bandung.
“Saya disalahkan? Saya merasa kasihan kepada pemain Persib dan juga fans Persib karena mereka berurusan dengan hal bodoh. Kalian layak mendapatkan hasil yang lebih baik,” kata Carlton Cole, Okezone mengutip dari akun Twitter-nya @CarltonCole1.

Anco Jansen yang sewaktu aktif bermain sebagai winger kiri ini, pernah membela sejumlah klub top Belanda seperti PEC Zwolle, FC Groningen, SC Cambuur, Roda JC hingga NAC Breda. Selanjutnya pada 2021 atau di usia 32 tahun, Anco Jansen memilih berkarier bersama PSM Makassar di Liga 1 2021-2022.
Selama membela PSM Makassar, Anco Jansen mencetak lima gol dan satu assist. Setelah tiga tahun meninggalkan Indonesia, Anco Jansen melemparkan sindiran ke Indonesia.
“Saya main di sana (Indonesia) saat pandemi. Indonesia negara sangat miskin, tapi semua punya smartphone dan instragram sangat populer di sana,” kata Anco Jansen dalam podcast bertajuk Voetbalpraat.
“Kalau gagal mencetak gol, saya mendapat saran agar jangan melihat media sosial selama dua hari ,” tutup Anco Jansen.
(Ramdani Bur)