Setiap klub diwajibkan untuk mematuhi regulasi FFI secara menyeluruh, menjaga standar lisensi secara berkelanjutan, menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, serta menjaga nama baik dan reputasi federasi, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Langkah ini bukan sekadar perubahan teknis dalam struktur liga, melainkan strategi besar untuk menciptakan ekosistem futsal nasional yang lebih terukur, profesional, dan tahan terhadap tantangan jangka panjang. Dengan sistem liga tertutup, setiap klub memiliki kepastian yang lebih besar untuk menyusun rencana jangka panjang, baik dalam aspek pembinaan pemain muda, penguatan manajemen klub, pembangunan fasilitas, hingga pengembangan komersial dan branding.
Kepastian ini diharapkan menjadi fondasi penting bagi tumbuhnya industri futsal Indonesia secara modern dan berkelanjutan. “Dengan sistem baru ini, kami ingin memastikan bahwa klub peserta dikelola secara profesional, berkelanjutan, dan memiliki ruang untuk tumbuh dalam jangka panjang,” ujar Sekretaris Jenderal FFI.
“Transformasi ini akan meningkatkan nilai kompetisi dan membuka peluang yang lebih luas bagi perkembangan industri futsal nasional,” ujarnya.
Pro Futsal League (PFL) telah menjadi liga utama futsal putra di Indonesia sejak 2006, dan menjadi panggung utama bagi pembinaan talenta menuju tim nasional. Sementara itu, Women’s Pro Futsal League (WPFL) telah diselenggarakan secara rutin sejak 2012 sebagai wadah pembinaan futsal putri.
Kedua, liga ini kini menjadi fondasi penting dalam pengembangan tim nasional futsal Indonesia, dan terus mencetak atlet-atlet unggulan yang berkontribusi di level regional dan internasional. FFI menegaskan bahwa sistem liga tertutup ini tetap menjunjung tinggi prinsip kompetisi yang sehat dan adil, namun dilakukan dalam kerangka pengelolaan yang lebih profesional.
Federasi berharap melalui pendekatan ini, setiap klub tidak hanya berlomba-lomba meraih kemenangan di lapangan, tetapi juga membangun sistem internal yang kuat dan kredibel. Futsal Indonesia berkomitmen untuk menjadi olahraga yang profesional, relevan secara industri, serta terus berkembang mengikuti standar global.
(Ramdani Bur)