Sebagai akibatnya, FIFA menjatuhkan dua sanksi kepada PSSI. Pertama, denda hampir Rp400 juta. Kedua, pembatasan penonton sebesar 15 persen dari total kapasitas stadion, terutama di tribun belakang gawang, yaitu tribun utara dan selatan.
“Akibatnya, yang pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar, yakni hampir Rp 400 juta lebih. Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas. Dengan menutup sekitar 15 persen kursi tersedia. Ini terutama di tribun di belakang gawang. Artinya yang di utara dan Selatan. Kita harus memberikan plan kepada FIFA soal rencana tempat duduk 10 hari sebelum pertandingan,” ucap Arya.
Akan tetapi, FIFA memberikan opsi lain. Kursi-kursi yang ditutup itu masih boleh diisi, asalkan diberikan kepada komunitas khusus, seperti kelompok antidiskriminasi, pelajar, perempuan, atau keluarga. Namun, mereka harus membawa spanduk bertema antidiskriminasi.
FIFA juga meminta PSSI menyusun rencana tempat duduk secara detail dan mengirimkannya 10 hari sebelum laga. Selain itu, PSSI diminta membuat rencana komprehensif untuk melawan tindakan diskriminasi di sepakbola nasional.
“Ini adalah hal berat bagi kita. FIFA punya prinsip kesetaraan, kemanusiaan, dan saling menghargai. Tidak boleh ada hate speech, ujaran kebencian, rasisme, atau xenofobia. Kita harus tanggung bersama-sama dan mulai melakukan edukasi serta literasi,” tutur Arya menegaskan.
(Djanti Virantika)