MALANG - Warganet dan pecinta sepakbola akhir-akhir kerap membandingkan proses pembangunan Stadion Surajaya, Lamongan, yang lebih murah dibandingkan dengan Stadion Kanjuruhan, yang menelan biaya Rp357 miliar. Padahal Stadion Kanjuruhan direnovasi dengan konstruksi bangunan dasar tidak dirobohkan alias tidak mulai pembangunan darı nol.
Sementara Stadion Surajaya yang dibangun dari nol alias dirobohkan total diketahui hanya menelan biaya Rp292 miliar. Perbedaan harga itulah yang menjadi perbincangan pencinta sepakbola Tanah Air.
Sebagai perbandingan lagi, harga pembangunan Stadion Manahan Solo, hanya memakan anggaran Rp301 miliar atau lebih mahal pembangunan Stadion Kanjuruhan Malang.
Menanggapi masalah itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo akhirnya buka suara Menurut Dody, proses pembangunan Stadion Kanjuruhan, Malang, tidak bisa dibandingkan dengan stadion-stadion lain di Indonesia.
Sebab menurut Dody, Stadion Kanjuruhan, memiliki sejarah kelam yang harus terus diingat untuk jadi pelajaran ke depan, akibat Tragedi Kanjuruhan.
"(Stadion Kanjuruhan) Tidak bisa dibandingkan dengan tempat lain. Tidak bisa dibandingkan stadion itu ke mahalan, Stadion Kanjuruhan itu kemurahan, tidak bisa, ada nilai dan sejarah yang harus kita jaga untuk ke depan," ucap Dody Hanggodo, usai meninjau tahapan renovasi Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (20/1/2025).
Baginya proses renovasi Stadion Kanjuruhan, disebut lebih sulit dan kompleks, karena tidak sekedar membangun dan merevitalisasi stadion lama menjadi baru. Tapi ada faktor bagaimana sejarah tidak hilang, dan bisa dikenang oleh keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, dan generasi penerus bangsa.