Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bicara Program Naturalisasi Timnas Indonesia, Aji Santoso Ingatkan Pembinaan Usia Muda

Avirista Midaada , Jurnalis-Selasa, 30 April 2024 |01:05 WIB
Bicara Program Naturalisasi Timnas Indonesia, Aji Santoso Ingatkan Pembinaan Usia Muda
Ivar Jenner dan Rafael Struick saat diambil sumpah sebagai WNI (Foto: PSSI)
A
A
A

MALANG - Legenda Timnas Indonesia, Aji Santoso, memberikan pandangannya terkait program naturalisasi yang tengah dijalankan PSSI. Sebab naturalisasi ini merupakan bagian jangka pendek dan memang sudah membuahkan hasil positif di Timnas Indonesia U-23 khususnya.

"Naturalisasi itu boleh, kita juga tidak boleh antipati dengan naturalisasi, tetapi tidak boleh untuk selamanya," kata Aji Santoso, ditemui wartawan di kediamannya di Perumahan Taman Sulfat, Kota Malang, pada Minggu (28/4/2024).

Bagi Aji, naturalisasi para pemain keturunan yang bermain di luar negeri ini mewarnai komposisi di Timnas Indonesia, baik di senior maupun kelompok umur di bawahnya, untuk mengangkat prestasi Timnas Indonesia secara prematur atau singkat. Tetapi Aji mengingatkan, proses naturalisasi ke depan yang harus diperketat dan selektif.

"Karena bagaimanapun juga untuk shortcut, akselerasi, memajukan Timnas salah satunya dengan naturalisasi, tapi dengan naturalisasi sekarang berjalan dengan baik ya seharusnya saya yakin pengurus PSSI sudah memikirkan," terang Aji Santoso.

"Ada pemain berdarah Indonesia di luar negeri mainnya bagus diambil nggak masalah, tapi tidak semua pemain yang menjadi punggawa timnas itu naturalisasi," imbuhnya.

Mantan pelatih Persebaya dan Persikabo ini menjelaskan, bila naturalisasi memang dapat memperkuat komposisi Timnas. Namun ke depan, ia terus mengingatkan sistem persepakbolaan Indonesia harus dibenahi, mulai pembinaan pemain muda, hingga kompetisi yang acap kali menuai kontroversi.

"Sementara ini bagaimana naturalisasi di dalamnya harus lebih diperbaiki. karena tidak mungkin kita naturalisasi, suatu saat naturalisasi hanya satu dua Itu nggak ada masalah," jelas pria kelahiran Kepanjen, Kabupaten Malang ini.

Menurutnya, naturalisasi bisa dilakukan tiga hingga lima tahun ke depan, sambil PSSI selaku penanggungjawab persepakbolaan di Indonesia, membenahi semua sistem persepakbolaan Indonesia.

 

Tapi ia mengingatkan pembinaan pemain muda juga perlu jangka waktu, dan hal itu juga tidak perlu terlalu lama. Sebab jika terlalu lama pembinaan, tapi tidak ada hasilnya artinya perkembangan pemain lokal tidak positif.

"Ada pemain berdarah Indonesia di luar negeri mainnya bagus diambil nggak masalah, tapi tidak semua pemain yang menjadi punggawa timnas itu naturalisasi, itu juga tidak sehat juga buat kompetisi kita. Karena tujuan kompetisi kita untuk mencetak pemain, membikin pemain berkualitas," paparnya.

 BACA JUGA:

"Tetapi (Pembinaan pemain muda) tidak boleh jangka waktu yang sangat panjang tidak bagus juga. Berarti perkembangan pemain-pemain lokal tidak naik secara signifikan," tegasnya.

Namun ia yakin dengan program jangka pendek yang dicanangkan PSSI, sejauh ini sudah membuahkan hasil dari sisi prestasi Timnas Indonesia. Hal ini tentu mampu menggairahkan persepakbolaan Indonesia, dibandingkan sebelum-sebelumnya.

"Untuk sementara ini saya yakin dengan prestasi Timnas, dengan beberapa pemain naturalisasi, ini akan sedikit menggairahkan pesepakbolaan kita. Sekarang pasti kaidahnya berbeda, karena satu negara itu dikatakan sepak bola yang maju kalau timnasnya berprestasi," ungkap dia.

"Kadangkala kalau tidak investasi di usia muda nggak bisa, investasi ini jangka panjang nggak masalah, mungkin 5 - 10 tahun ke depan baru muncul pemain-pemain hebat, nggak ada masalah," tutup Aji Santoso.

Sebagai informasi di Timnas Indonesia U-23 yang lolos ke semifinal Piala Asia usai menumbangkan raksasa Korea Selatan, terdapat empat pemain naturalisasi, yang merupakan pemain keturunan. Empat pemain ini yakni Justin Hubner yang bermain di Cerezo Osaka, Nathan Tjoe-A-on bermain di Heerenveen, Belanda, Ivan Jenner yang bermanfaat di FC Utrecht U-21, dan Rafael Struick, yang bermain di Ado Den Haag.

Selain empat nama itu di Kualifikasi Piala Dunia, ada beberapa nama keturunan lain yakni Thom Haye yang menjadi andalan lini tengah Heerenveen, di Eredivisie Belanda, serta Ragnar Oratmangoen bermain di Fortuna Sittard di Eredivisie Belanda.

Selanjutnya ada nama Jay Idzes yang bermain di Venezia, tim Seri B di Liga Italia, dan Sandy Walsh, yang bermain di KV Mechelen di Belgia.

Di Piala Asia U-23 Qatar, Indonesia masuk ke babak semifinal usai mengalahkan Korea Selatan melalui drama adu penalti 11 - 10, usai bermain 2 - 2 dalam 120 menit, pada Jumat dini hari (26/4/2024) waktu Indonesia. Indonesia bakal menghadapi Uzbekistan di laga semifinal Piala Asia pada Senin malam (29/4/2024) pukul 21.00 WIB, dari Abdullah bin Khalifa Stadium.

Langkah Uzbekistan lolos ke semifinal sendiri setelah tim White Wolves, julukan Timnas Uzbekistan, tampil bagus dan mengalahkan juara bertahan Arab Saudi 2 - 0 di perempat final di Khalifa International Stadium, pada Jumat malam (26/4/2024).

(Admiraldy Eka Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement