Namun secara mengejutkan, Timnas Indonesia kala itu mampu memberikan perlawanan yang sangat sengit. Dengan pertahanan berlapis, Indonesia mampu menahan gempuran dari para pemain Uni Soviet.
Bukan hanya itu, Andi Ramang juga mendapat sorotan karena kelincahan dan kecepatannya membuat Lev Yashin sempat kewalahan. Namun pada akhirnya, laga tersebut harus berakhir dengan skor kacamata.
Berlanjut di leg kedua, Uni Soviet mulai mewaspadai pergerakan Andi Ramang. Penyerang lincah itu pun mendapat kawalan ketat yang membuatnya susah berkutik. Tak ayal, di leg kedua ini Indonesia harus takluk dengan skor 4-0.
Meski kalah, Timnas Indonesia kala itu banyak menjadi sorotan. Khususnya Andi Ramang saat itu dinilai sebagai man of the match. Berkat penampilan luar biasanya itu pula, Ramang mendapat pengakuan dari FIFA.

Pada 2012 lalu, FIFA bahkan sampai membuat sebuah artikel khusus berjudul "Indonesian Who Inspired '50s Meridian" atau "Orang Indonesia yang Menginspirasi Puncak Sukses Tahun 1950-an" untuk mengenang 25 tahun meninggalnya Andi Ramang.
Itulah tadi legenda sepakbola Indonesia yang diakui oleh FIFA.
(Rivan Nasri Rachman)