JAKARTA – Pemain PSBS Biak, Muhammad Tahir membocorkan betapa ketat dan displinnya pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Tahir mengaku Shin Tae-yong menerapkan sistem potong uang saku hingga Rp500.000 jika sampai terlambat datang ke sesi latihan selama satu menit.
Pernyataan Tahir itu ia ungkapkan kala menghadiri sesi interview di akun youtube coordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali. Dalam interview itu, beberapa pernyataan Tahir begitu viral.
Sebab Tahir ikut membahas kebijakan PSSI yang terlalu banyak menaturalisasi pemain keturunan. Bagi pemain berusia 30 tahun tersebut, padahal pemain lokal 11-12 alias tak jauh berbeda dengan para naturalisasi seperti halnya Jordi Amat, Justin Hubner, Sandy Walsh, hingga Jay Idzes.
Tahir sendiri mengaku jika diadu 11 pemain lokal vs 11 pemain naturalisasi, maka potensi para pemain lokal untuk menang cukup besar. Pernyataan itulah yang membuat Tahir kini banyak dibicarakan oleh para pencinta sepakbola Tanah Air.
Meski begitu, Tahir sendiri bukan tidak senang dengan Shin Tae-yong. Ia yang pernah merasakan langsung dilatih oleh juru taktik asal Korea Selatan tersebut pun sejatinya kagum dan menghormati STY.
Salah satu hal yang dikagumi Tahir terhadap Shin Tae-yong terkait kedisplinannya dalam melatih Timnas Indonesia. Tahir menyebut terlambat satu detik saja datang latihan bisa dipotong uang saku (uang harian).
Bahkan nominal sampai dipotong Rp500 ribu jika terlambat selama satu menit. Tentu hukuman itu membuat para pemain pada akhirnya menghindari telat datang latihan.