Hasil itu sudah cukup meloloskan Korea Selatan ke Piala Dunia 2018 sebagai runner-up Grup A di bawah Iran. Sebulan berselang setelah mengantarkan Korea Selatan lolos ke Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong memimpin skuad asuhannya tampil di EAFF 2017, atau Piala AFF-nya Asia Timur.
Saat itu tim peserta putaran final EAFF 2017 adalah tuan rumah Jepang, Korea Selatan, China dan Korea Utara. Bermain sebagai tuan rumah, Jepang praktis diunggulkan dalam turnamen yang menggunakan format round robbin ini.
Terbukti di dua laga awal Jepang menang 1-0 atas Korea Utara dan 2-1 kontra China. Di laga lain, Korea Selatan ditahan China 2-2 dan menang 1-0 atas Korea Utara.
Untuk menjadi juara, Jepang hanya butuh hasil imbang saat bersua Korea Selatan di laga pamungkas. Di sisi lain, Korea Selatan wajib menang untuk menyegel gelar juara. Hasilnya, tangan dingin Shin Tae-yong berbicara. Korea Selatan menang 4-1 atas Jepang! Korea Selatan pun juara EAFF 2017.
(Son Heung-min saat merayakan golnya ke gawang Timnas Jerman di Piala Dunia 2018. (Foto: REUTERS)
Tangan dingin Shin Tae-yong pun berlanjut ke Piala Dunia 2018. Meski pada akhirnya gagal lolos ke 16 besar Piala Dunia 2018 karena kalah 0-1 dari Swedia dan 1-2 dari Meksiko, Korea Selatan menang 2-0 atas Jerman di laga pamungkas fase grup.
Nama Shin Tae-yong dan Korea Selatan membahana saat itu. Berkat kemenangan itu, mereka telah memulangkan juara bertahan Piala Dunia, Jerman. Sekarang tentu harapannya tangan dingin Shin Tae-yong kembali bereaksi saat Timnas Indonesia membidik target lolos 16 besar Piala Asia 2023.
(Ramdani Bur)