Pada 2015, IFA (Federasi Sepakbola Israel), hampir disanksi. Saat itu, presiden Federasi Sepakbola Palestina (PFA) Jibril Rajoub mengajukan protes kepada FIFA.
Dia menilai tentara Israel telah melakukan intervensi kepada pesepakbola Palestina dengan membatasi aktivitas mereka. Tak hanya itu, Israel juga menentukan di wilayah mana saja klub-klub sepakbola Palestina bisa berlaga.
Nasib Israel pun dibahas dalam kongres FIFA yang diadakan di Zurich, Swiss, pada 29 Mei 2015. Untuk menentukan Israel terkena hukuman atau tidak, FIFA bakal melakukan voting.
Namun, sebelum voting dilakukan, Rajoub tiba-tiba naik ke podium kongres dan mencabut tuntutan. Dia beralasan mendapat bujukan dari puluhan federasi sepakbola dunia agar IFA tidak disanksi.
Melihat sejarah itu, seharusnya lima negara yang disebut di atas bisa merapatkan barisan dan mengajak yang lain untuk mendesak FIFA agar menghukum Israel. Sebab, sepakbola punya caranya tersendiri sekali pun tak terlepas dari politik.
(Wikanto Arungbudoyo)