2. Andik Vermansah
Berikutnya, ada pemain sayap Bhayangkara FC, Andik Vermansah. Ia sudah berhasil membela sejumlah klub elite Indonesia, seperti Persebaya Surabaya, Madura United, dan saat ini Bhayangkara FC, serta pernah bermain di Malaysia bersama Selangor FA dan Kedah FA.
Andik Vermansyah pernah membawa Timnas Indonesia finis runner-up di SEA Games 2011 dan Piala AFF 2016. Namun, sebelum menjadi pemain profesional, sejak kecil ia harus berjualan es di Stadion Tambaksari yang merupakan markas Persebaya Surabaya demi mencari tambahan biaya agar berlatih sepakbola di sekolah sepakbola (SSB).
1. Pratama Arhan
Urutan pertama dalam daftar 4 kisah sedih dan pilu pemain Indonesia sebelum jadi pesepakbola profesional ditempati oleh bek kiri Timnas Indonesia U-22, Pratama Arhan. Bek milik Tokyo Verdy itu tengah bersinar di SEA Games 2023 berkat penampilan apiknya, khususnya lemparan ke dalam yang mampu membawa Timnas Indonesia U-22 lolos ke final.
Eks pemain PSIS Semarang itu juga tampil gemilang bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Namun, sebelum menjadi pemain profesional, Pratama Arhan saat kecil harus merasakan keterbatasan saat masih menimba ilmu di SSB.
Pratama Arhan merupakan anak penjual sayur yang tinggal di rumah sederhana, sedangkan sang ayah berprofesi sebagai pekerja serabutan. Ibu Pratama Arhan, Surati, bercerita bahwa dirinya membelikan sang anak sepatu bola seharga Rp25 ribu karena tak memiliki uang lagi. Akibatnya, sepatu bola itu langsung jebol hanya sekali pakai.
“Kan kami orang desa, orang miskin, punya uang cuma Rp25 ribu itu, jadi terpaksa membeli sepatu untuk Arhan. Tapi sekali pakai jebol, tak bisa terpakai lagi,” cerita sang ibu Pratama Arhan itu, mengutip dari akun Youtube @imamjuna.
(Djanti Virantika)