Piala Eropa 2020, Senol Gunes Ungkap Penyebab Turki Dihancurkan Italia
ROMA – Pelatih Turki, Senol Gunes mengungkapkan penyebab timnya berhasil dihancurkan Timnas Italia pada laga pembuka Piala Eropa 2020. Berlaga di Stadion Olimpico, Roma, Turki digasak Italia dengan skor tiga gol tanpa balas, Sabtu (12/6/2021) dini hari WIB.
Sedari awal pertandingan, Italia yang diasuh Roberto Mancini terus memberikan tekanan pada Timnas Turki yang berjuluk Ay Yildizlilar (Tim Bulan Sabit dan Bintang). Meski begitu Italia tak mampu melesakkan gol di babak pertama dalam laga perdana Grup A Piala Eropa 2020.
Italia baru bisa memecahkan kebuntuan pada menit ke-53. Gol perdana Piala Eropa 2020 terjadi akibat kesalahan pemain Turki, Demiral yang gagal mengantisipasi umpan silang gelandang Italia, Berardi.
Baca juga: Leonardo Spinazzola Terpilih sebagai Pemain Terbaik di Laga Timnas Turki vs Italia
Gol bunuh diri Turki membuat skuad Italia terus mencari cara untuk menjebol kembali gawang Turki. Hasilnya berbuah manis, setelah Ciro Immobile menambah keunggulan Italia pada menit 66.
Baca juga: Sukses Hajar Timnas Turki, Bonucci: Italia Makin Pede Menangi Piala Eropa 2020
Turki yang terus tertekan akhirnya kembali tertinggal. Kali ini gol ketiga Italia dicetak melalui sepakan melengkung Lorenzo Insigne dari dalam kotak penalti.
Pelatih Turki, Senol Gunes menjelaskan bahwa timnya selalu kehilangan bola yang mampu dimanfaatkan baik oleh Italia. Kata dia, Tim Azzurri juga pintar dalam memainkan tempo permainan.
“Kami memainkan laga dengan salah satu tuan rumah di pertandingan pembuka dan harapan kami adalah menunjukkan kepada mereka permainan kami. Mereka lebih unggul dari kami. Mereka memenangkan bola lebih sering daripada kami dan tidak memberikannya. Mereka memainkan tempo lebih baik. Italia tampak lebih siap daripada kami,” tuturnya mengutip laman UEFA.
"Semakin baik mereka, semakin jauh kami dari permainan kami sendiri," kata enol Gunes.
"Kami lelah. Kami tidak bisa melakukan apa yang kami inginkan. Kami bisa memainkan permainan yang lebih agresif, tetapi itu tidak terjadi," tambah dia.
