ROMA – Sepanjang berkarier sebagai pelatih sepakbola, Maurizio Sarri, sejatinya baru memenangkan satu trofi prestisius, yakni menjuarai Liga Eropa bersama Chelsea. Sedangkan di negara asalnya, Italia, Sarri justru belum memenangkan trofi apa pun. Hal itulah yang kemudian membuat Sarri sering dikritik.
Diakui oleh Sarri bahwa hal tersebut membuat dirinya kesal. Sebab, ia merasa prestasinya sebagai pelatih selama ini tak pernah dianggap. Padahal, pelatih 61 tahun itu telah delapan kali membawa tim yang diasuhnya promosi ke kasta yang lebih tinggi.
Baca juga: Resmi, Ini Tanggal Penyelenggaraan Bursa Transfer di Liga Italia 2020-2021
Maka dari itu, laga melawan Napoli di final Coppa Italia 2019-2020 pada Kamis 18 Juni dini hari WIB menjadi kesempatan bagi Sarri untuk memenangkan trofi pertamanya di Italia. Terlebih lagi, saat ini Juventus besutan Sarri adalah tim favorit karena bermaterikan banyak pemain bintang, seperti Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, hingga Leonardo Bonucci.
"Saya merasa kesal ketika mereka berkata, 'Di Italia, dia tidak memenangkan apa-apa.’ Saya mendapat delapan promosi dari satu divisi ke divisi lainnya, dan saya meraih semuanya di lapangan,” ujar Sarri, seperti dikutip dari Goal, Rabu (17/6/2020).