MANCHESTER United secara luar biasa lolos ke perempatfinal Liga Champions 2018-2019. Kepastian itu didapat setelah The Red Devils –julukan Man United– menang 3-1 atas Paris Saint-Germain (PSG) di leg II babak 16 besar Liga Champions 2018-2019, Kamis 7 Maret 2019 dini hari WIB.
Meski agregat sama kuat 3-3, Man United berhak melaju karena unggul agresivitas gol tandang atas sang lawan. Ada beberapa faktor sehingga Man United dapat menjaga asa merebut trofi si Kuping Besar musim ini, sesuatu yang terakhir kali mereka menangi pada 2007-2008.
Berikut 4 faktor kemenangan Man United atas PSG:
4. Man United Percaya Sepenuhnya kepada Solskjaer
Seiringnya meningkatnya performa Man United di bawah arahan Solskjaer, segenap elemen di tubuh Setan Merah menaruh kepercayaan tinggi kepada pelatih asal Norwegia tersebut. Imbasnya pun positif, di mana Man United konsisten meraih hasil gemilang.
Dalam 17 pertandingan di bawah asuhan Solskjaer, Man United mengemas 14 menang, 2 imbang dan hanya 1 kalah. Imbasnya, Man United kini sudah menembus posisi empat besar di Liga Inggris 2018-2019.
Padahal sebelum ditangani Solskjaer, Man United terpaut 12 poin dari penghuni posisi empat. Sementara itu, Man United juga telah melaju ke perempatfinal Piala FA dan Liga Champions berkat tangan dingin pelatih 46 tahun tersebut.
3. Eror Gianluigi Buffon
Man United harus berterima kasih kepada kiper PSG, Buffon, yang membuat kesalahan dalam laga tersebut. Saat itu, ketika pertandingan memasuki menit 29, Buffon gagal mengantisipasi tembakan Marcus Rashford secara sempurna. Padahal, Rashford melepaskan tembakan dari jarak yang sangat jauh, yakni sekira 30 meter.
Akibat gagal menangkap bola secara sempurna, si kulit bulat pun terpental dan dapat dimanfaatkan dengan sempurna oleh Romelu Lukaku. Gol dari Lukaku saat itu membuat Man United unggul 2-1. Unggul 2-1 membuat Man United hanya butuh satu gol tambahan untuk lolos. Benar saja, mereka dapat mencetak gol ketiga lewat sepakan penalti Rashford di masa injury time babak kedua.
2. Mental Buruk PSG
Semenjak diambil oleh Nasser Al-Khelaifi pada 2011, PSG sudah empat kali (sudah termasuk kontra Man United) tersingkir dari Liga Champions secara dramatis. Sebelumnya, pada 2012-2013 dan 2013-2014, PSG tersingkir karena kalah agresivitas gol tandang dari Barcelona dan Chelsea.
Tentu yang paling tragis terjadi pada 2016-2017. Setelah menang 4-0 atas Barcelona di leg I babak 16 besar, pada akhirnya mereka gagal lolos setelah takluk 1-6 di pertemuan kedua. Hasil buruk di atas yang dimiliki PSG, rupanya dijadikan acuan kebangkitan oleh Man United.
Benar saja, Man United tidak minder meski kalah 0-2 di pertemuan pertama. Terbukti, Lukaku dan kawan-kawan sanggup bangkit di leg II dengan menang 3-1.
1. Ketiadaan Neymar dan Cavani
Man United beruntung tidak dihadapkan dengan deretan pemain depan nan berbahaya yang dimiliki PSG. Les Parisiens memiliki Kylian Mbappe, Neymar Jr dan Edinson Cavani. Akan tetapi, hanya Mbappe yang turun di dua laga kontra Man United. Neymar absen di dua pertemuan tersebut karena cedera, sedangkan Cavani hanya turun di satu pertandingan.
Bahkan, Cavani yang baru sembuh dari cedera hanya tampil kurang dari satu menit. Andai Neymar, Mbappe dan Cavani dapat tampil bersamaan, kiper Man United David de Gea kemungkinan besar bakal lebih repot dalam menjaga gawangnya.
(Ramdani Bur)