KEKALAHAN Manchester United dari Brighton & Hove Albion di matchday kedua Liga Inggris musim 2018-2019 berdampak negatif terhadap masa depan sang manajer, Jose Mourinho. Terlebih saat ini nama Mourinho mendapatkan sorotan dari banyak pihak.
Bahkan banyak yang percaya bahwa Man United bakal segera mendepak Mourinho dari kursi kepelatihan mereka. Terlebih saat ini ada setidaknya lima alasan kuat bagi Man United untuk segera memecat Mourinho dari manajer mereka.
Berikut lima alasan Mourinho segera dipecat dari Man United, seperti dikutip dari Sportskeeda, Selasa (21/8/2018):
5. Munculnya Tanda-Tanda dari Masa Lalu

Tanda-tanda bakal berakhirnya hubungan antara Mourinho dan Man United sudah mulai terlihat sejak bursa transfer musim panas 2018. Ya, Mourinho sejatinya menuntut manajemen Man United menyiapkan dana besar demi menggaet pemain incarannya.
Sejumlah nama yang kabarnya masuk dalam radar incaran Mourinho adalah Toby Alderweireld, Harry Harry Maguire, Jerome Boateng, dan Willian. Namun alih-alih memboyong pemain incarannya, Man United justru merekrut Diogo Dalot, Fred, Lee Grant.
Situasi Mourinho ini sangat mirip pada saat tahun terakhirnya bersama Chelsea. Ya, pada saat itu Mourinho juga kesal lantaran manajemen Chelsea tidak merekrut para pemain yang diinginkannya.
4. Petinggi Man United Sudah Tak Percaya dengan Pemain Incaran Mourinho

Mourinho sejatinya menargetkan lima pemain anyar yang ingin direkrutnya pada bursa transfer musim panas 2018. Akan tetapi hanya dua dari tiga pemain incaran Mourinho yang benar-benar didatangkan oleh pihak Setan Merah.
Sementara tiga pemain incaran Mourinho nyatanya tidak diboyong oleh Man United. Padahal, Mourinho secara terang-terangan mengaku sangat membutuhkan amunisi di lini pertahanan. Namun pihak petinggi Man United nampaknya sudah tak percaya dengan pemain incaran Mourinho.
Pasalnya beberapa nama yang diboyong sendiri oleh Mourinho, justru tampil di bawah standar seperti Henrikh Mkhitaryan dan Victor Lindelof. Padahal, Mourinho sudah menghabiskan dana sebesar 388 juta pounds atau sekira Rp7.2 triliun sejak jadi manajer Mourinho.
3. Ciptakan Suasana Ruang Ganti yang Buruk

Mourinho memang dikenal sebagai salah satu manajer papan atas di dunia saat ini. Akan tetapi satu kelemahan yang sering diperlihatkan Mourinho adalah terlalu sering melayangkan kritikan pedas kepada para pemainnya sendiri.
Hal tersebut ditunjukkan Mourinho ketika Man United mengalami kekalahan dari Liverpool dalam laga pramusim. Mourinho terang-terangan melayakan kritikan bernada menyerang dengan menyebut pemain yang tampil di laga itu adalah pemain yang tak laik bermain di Man United di musim 2018-2019.
Situasi tersebut diyakini membuat suasana ruang ganti di Man United saat ini menjadi semakin tidak kondusif. Terlebih beberapa waktu lalu, Mourinho juga sempat dikabarkan terlibat konfrontasi dengan Paul Pogba dan Luke Shaw.
2. Gaya Bermain Membosankan dan Kurang Konsistensi

Kebiasaan Mourinho menerapkan gaya bermain bertahan yang kerap dikenal dengan sebutan “Parkir Bus” bisa jadi salah satu penyebab manajemen Man United bakal mendepaknya. Terlebih pola permainan seperti itu membuat bintang Man United, Paul Pogba, tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Situasi semakin diperparah dengan fakta bahwa Mourinho gagal membawa Man United tampil konsisten di sepanjang musim. Itu terbukti pada dua pertandingan awal Man United di Liga Inggris 2018-2019.
Setelah berhasil mengantarkan Man United menang atas Leicester City, Mourinho justru gagal membawa Romelu Lukaku dan kawan-kawan meraih hasil serupa saat jumpa Brighton & Hove Albion. Ya, pada laga itu Man United takluk 2-3 dari sang tuan rumah.
1. Menghilangkan Indentitas Sepakbola Menyerang Man United

Pada saat masih dibesut oleh Sir Alex Ferguson, Man United dikenal sebagai salah satu klub dengan gaya bermain yang sangat menghibur. Pola serangan sayap serta semangat pantang menyerah hingga peluit tanda berakhirnya laga kerap ditampilkan Man United.
Akan tetapi hal itu sama sekali lenyap ketika Mourinho melatih Man United. Sosok asal Portugal tersebut cenderung lebih memilih gaya bermain bertahan yang dinilai pendukung Man United sendiri sangat membosankan.
Andai Mourinho tetap menerapkan gaya bermain seperti ini bersama Man United, mungkin bisa dipastikan musim 2018-2019 menjadi tahun terakhirnya membesut Setan Merah.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)