Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Drama Penalti Paling Menegangkan di Final Liga Champions

Daniel Setiawan , Jurnalis-Kamis, 04 Juni 2015 |13:58 WIB
Drama Penalti Paling Menegangkan di Final Liga Champions
Drama penalti paling dramatis di ajang Liga Champions (Foto: AFP)
A
A
A

Dua klub sama-sama membawa memori kelam saat saling bertemu di partai final yang berlangsung di Stadion San Siro, Milan. Bayern Munich membawa memori kelam 1999 saat dikalahkan oleh Manchester United. Sementara untuk Valencia, bayang-bayang kekalahan telak dari Real Madrid pada final musim 1999-2000 masih menghantui Pablo Aimar dan kolega.

Setiap gol pada pertandingan bertajuk L’Opera Del Calcio itu seluruhnya berasal dari titik putih. Pada waktu normal, Valencia unggul terlebih dahulu melalui penalti Gaizka Mendieta pada menit dua. Raksasa Bavaria membalas pada babak menit 50 melalui sepakan Stefan Effenberg yang juga dari titik putih. Skor 1-1 tidak berubah hingga babak perpanjangan waktu.

Sembilan gol tercipta pada adu tos-tosan kedua tim. Dari lima penendang pertama, kedua tim sama-sama gagal di dua kesempatan. Sial untuk Kelelawar Mestalla, eksekusi penendang terakhirnya, Mauricio Pellegrino, dapat dibaca dengan baik oleh Oliver Kahn. Munich keluar sebagai juara dengan kemenangan 5-4.

3. 2002-2003 – Juventus vs AC Milan (0-0, Penalti 3-2 untuk Milan)

Gemuruh 63 ribu pasang mata di Old Trafford terhenti sejenak ketika dua tim asal Italia, Juventus dan AC Milan, memasuki babak adu penalti setelah keduanya bermain imbang 0-0 di waktu normal.

Berbagai nama pesepakbola legendaris menghiasi starting line-up kedua kesebelasan. Juventus memiliki Alessandro Del Piero, David Trezeguet, dan Gianluigi Buffon. Sementara Rossoneri saat itu masih diperkuat duo bomber mematikan Andriy Shevchenko dan Filippo Inzaghi, dan kiper legendaris asal Brasil, Dida. Nama lainnya seperti Rui Costa, Clarence Seedorf, Mauro Camoranesi, hingga Gianluca Zambrotta juga merumput di laga final tersebut.

Keadaan sempat 1-1 pada adu penalti setelah dua eksekutor masing-masing klub gagal menceploskan bola. Namun, Dewi Fortuna tidak menaungi La Vecchia Signora kali ini. Milan memiliki momentum setelah Zalayeta dan Montero berturut-turut gagal. Dua eksekutor terakhir mereka, Alessandro Nesta dan Schevchenko mengeksekusi bola dengan sempurna. Milan akhirnya menang 3-2 dan berhak untuk gelar keenam mereka.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement