 
                Okezone menghubungi Dr Roger Tol – Direktur KITLV-Jakarta/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies, belum lama ini. Hubungan itu tertuju untuk mencari tahu tentang sejarah awal klub sepakbola PSM Makassar. Sambil menghubungi dia, muncul pertanyaan mengenai “Siapa Sagi dan Sangkala yang banyak disebut-sebut selama ini telah bermain di klub sepakbola Makassar pada tahun 1915?”. 
Dr Tol menyarankan Okezone agar mengirim surat kepada koleganya di Leiden, Belanda: Nico van Horn, seorang ahli arsip. Nico kemudian sibuk memberi bantuan dengan meneliti berbagai kemungkinan demi menemukan secercah petunjuk mengenai jejak berdirinya Persatuan Sepakbola Makassar (PSM).   
Awalnya, upaya kami bagaikan mencari sebatang jarum dalam tumpukan jerami. Begitu pula kiasan dari betapa sulitnya mencari jejak Sagi dan Sangkala sebagai pemain di tahun 1915. Di samping itu, sedikit sekali sumber keterangan dan catatan sejarah awal sebuah klub tua di Indonesia.   
Korespondensi dengan Pak Nico menjadi amat berguna. Sejauh ini sudah sebelas kali kami bertukar informasi melalui email. Rupanya diketahui bahwa nama klub PSM dulu ialah Macassaarsche Voetbal Bond (MVB).  
*** 
MVB XI vs AFA, 2 Juli 1928
Macassaarsche Voetbal Bond didirikan pada tahun 1915. Ketuanya yang pertama adalah M.L. Hartwig, kontrolir di Makassar. Di klub ini semua orang – baik keturunan Belanda, Tionghoa, pribumi maupun Maluku – bisa menjadi anggota dan bermain dalam satu kompetisi.   
“Ada beberapa klub sepakbola di Makassar sebelum tahun 1930-an seperti Prosit berdiri pada 1909 dengan anggota semuanya orang asal Belanda. Bintang Priajoe (atau: Priaji-Red) sudah berkiprah sebelum 1910 sebagai perkumpulan orang-orang pribumi. Sportvereeniging Excelsior dimiliki dan beranggota orang asal Tionghoa, yang punya lapangan di Koningsplein (sekarang: Lapangan Karebosi), didirikan 1914,” kata Nico. 
Ia mengungkapkan, ada klub lain, yakni Zwaluwen dan Nam Hwa (perkumpulan orang Tionghoa). Selain itu, Sportvereeniging Jong Ambon – klub bagi orang-orang asal Maluku – setelah mengalami masalah dengan wasit, mereka mulai membentuk formasi ikatan (sebagai klub atau perkumpulan) buat para pesepakbola pribumi di tahun 1932.
Sportvereeniging MOS (Main Oentoek Sepakraga) yang mengumpulkan orang-orang Indonesia. VIOS (Voorwaarts Is Ons Streven) – perkumpulan campuran keturunan Belanda, Tionghoa, pribumi maupun Maluku dan sukubangsa lain – didirikan 1916. Gowa didirikan oleh orang-orang pribumi, Celebes Voetbal Bond, (sekarang: Persis) oleh orang-orang lokal asal Makassar dan sekitarnya, didirikan 19 September 1932. 
 Tapi, tetap tidak diketahui siapa saja yang masuk dalam daftar anggota pertama MVB sejak klub itu didirikan, termasuk Sagi dan Sangkala. Dua legenda tersebut justru tidak banyak diketahui publik, hingga saat ini, siapa gerangan mereka. 
 Antara tahun 1915-1927, MVB kemungkinan hanya mengadakan pertandingan-pertandingan antarklub lokal di Makassar atau Sulawesi saja. Sampai pada Juli-Agustus 1928, kesebelasan dari Australian Football Association (AFA) mengadakan persiapan ke Olimpiade 1928. Mereka melawat ke Hindia Belanda dan Singapura. Sebanyak 16 pemain memperkuat skuad tim nasional Australia itu seperti dilaporkan suratkabar terbitan Singapura, awal Agustus 1928. 
 Pertandingan persahabatan pertama yang dimainkan AFA ialah melawan MVB di Makassar pada 2 Juli 1928 yang berkesudahan 2-1 bagi kemenangan Australia. Pertandingan itu berlangsung dalam format 2x30 menit dengan opsi bila kedudukan imbang akan ditambah perpanjangan waktu 2x5 menit. 
Laga internasional berikutnya di Makassar ditandai kedatangan tim Australia lagi. Kali itu, pada 29 Agustus 1931, Celebes XI yang mendapat kesempatan pertama menghadapinya dan menderita kekalahan 0-2 dari tim tamu. 
Setelah mengikuti turnamen perayaan 30 tahun klub THOR di Surabaya serta melawat ke Batavia dan Bandung, 3-21 September 1931, kesebelasan Australia mampir ke Makassar sebelum pulang. MVB kembali menjajal kekuatan dan hanya kalah tipis 0-1 pada 24 September 1931.   
Ketika itu, Kejuaraan antar-Kota Hindia Belanda telah diadakan sejak 1914 sampai 1930 atau sebelum kompetisi Perserikatan yang diselenggarakan oleh PSSI sebagai federasi sepakbola nasional Indonesia. Kejuaraan itu mulanya hanya diikuti empat kota (Batavia, Surabaya, Semarang, dan Bandung), tapi pada 1930 banyak kota dari seluruh pulau Jawa ikut jadi peserta. 
Penyelenggaranya, Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) kemudian diteruskan organisasi penggantinya, Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) sebelum PSSI dibentuk.  (Bersambung)
(Fitra Iskandar)