Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Youngster Schalke Pilih La Liga Ketimbang Serie A

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 23 Maret 2013 |03:03 WIB
<i>Youngster</i> Schalke Pilih La Liga Ketimbang Serie A
Julian Draxler (Foto: Reuters)
A
A
A

KETAHUI ciri-ciri haji mabrur menurut Alquran dan hadits. Adapun keutamaan menjadi haji mabrur dan mabruroh adalah mendapat balasan tempat di surga. Ini tentu lebih berharga dari apa pun di dunia.
 
Baca Juga:Keuntungan Menggunakan Provider Dalam Negeri saat Haji
 
Berikut ini tanda-tanda haji mabrur yang telah disebutkan para ulama, seperti diterangkan Ustadz Anas Burhanudin Lc MA dalam laman Muslim.or.id:
 
1. Harta untuk berhaji adalah harta halal
 
Harta yang dipakai untuk haji adalah harta yang halal (Ihya Ulumiddin 1/261), karena Allah Subhanahu wa ta'ala tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
 
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
 
"Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik." (HR Muslim nomor 1015)
 
2. Amalan-amalannya dilakukan dengan ikhlas dan baik
 
Haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Qadhi, “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.” (Lathaiful Ma’arif 1/257)
 
Baca Juga:3 Tips Sehat Selama Menjalani Ibadah Haji
 
3. Hajinya dipenuhi amalan salih
 
Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan salih seperti zikir, sholat di Masjidil Haram, sholat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.
 
Ibnu Rajab berkata, “Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa. (Lathaiful Ma’arif 1/67)
 
4. Tidak berbuat maksiat selama berihram
 
Maksiat dilarang dalam agama kita dalam semua kondisi. Dalam kondisi berihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan jika dilanggar, maka haji mabrur yang diimpikan akan lepas.
 
Di antara yang dilarang selama haji adalah rafats, fusuq dan jidal. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
 
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ
 
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan-bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, fusuq dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji.” (QS Al Baqarah: 197)
 
5. Setelah haji menjadi lebih baik
 
Salah satu tanda diterimanya amal seseorang di sisi Allah adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya. (Lathaiful Ma’arif 1/68)

(Randy Wirayudha)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement