LOYALITAS seorang pemain terhadap klub sering kali diuji dalam masa-masa sulit. Salah satu cerita paling ikonik di sepak bola Indonesia datang dari penyerang naturalisasi, Ilija Spasojevic.
Pemain yang kini membela Bhayangkara FC tersebut mengenang kembali momen haru saat dirinya bersikeras membela Persib Bandung di turnamen Piala Presiden 2015, meski tanpa jaminan gaji maupun fasilitas.
Dalam sebuah wawancara terbaru, pemain yang akrab disapa Spaso ini mengungkapkan dirinya sempat merasa khawatir saat rekan-rekan setimnya mulai dipanggil untuk berlatih, namun ia sendiri belum dihubungi oleh pelatih Bandung kala itu, yakni Djadjang Nurdjaman (Djanur).
“Saya telepon sama teman-teman di Persib, katanya mau mulai latihan. Wah oke saya tunggu telepon dari coach Djanur waktu itu.Tapi tidak ada. Saya kaget,” ungkap Spasojevic di akun youtube Sport77, dikutip Kamis (25/12/2025).
Rasa penasaran Spaso akhirnya terjawab setelah ia memberanikan diri menelepon Coach Djanur. Ternyata, alasan sang pelatih belum memanggilnya bukan karena masalah teknis, melainkan rasa sungkan terkait kondisi finansial klub saat itu. Persib tidak mampu menyediakan gaji, rumah, maupun kendaraan bagi pemain untuk ajang tersebut.
“Suatu hari saya telepon coach ‘Coach kenapa ini teman-teman sudah ditelepon, saya belum ditelepon? Apakah coach tidak percaya sama saya lagi?’ lalu dia bilang ‘Spaso bukan, saya sangat suka (Spaso) tapi saya malu, tidak ada gaji, tidak fasilitas, saya tidak tahu apakah kamu bersedia bermain’” lanjut cerita Spasojevic.
Dalam cerita yang disampaikan Spasojevic, Djanur mengingatkan bahwa untuk Piala Presiden 2015, Persib pun tak bisa menyediakan rumah dan mobil, namun bagi Spasojevic itu bukan masalah. Sebab ia mau bermain untuk Persib di Piala Presiden 2015.
“Lalu saya bilang ‘saya bersedia, jangan khawatir, saya mau main. Jangan khawatir, saya bayar rumah, saya bayar mobil sendiri, saya mau main untuk Persib Bandung di Piala Presiden,” tutup Spasojevic.
Pengorbanan Spaso tidak sia-sia. Persib Bandung akhirnya tampil perkasa dan keluar sebagai juara Piala Presiden edisi pertama setelah menumbangkan Sriwijaya FC 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 18 Oktober 2015.
Gol dari Achmad Jufrianto dan Makan Konate memastikan trofi dan hadiah Rp3 miliar jatuh ke tangan tim kebanggaan Jawa Barat tersebut. Meski kebersamaannya dengan Persib tergolong singkat, hanya satu tahun sejak Januari 2015 sebelum akhirnya hijrah ke Melaka United pada Januari 2016, nama Spasojevic tetap membekas di hati Bobotoh.
Kini, di usia 37 tahun, Spasojevic membawa semangat yang sama ke klub barunya, Bhayangkara FC. Sebagai pemain paling senior di tim berstatus promosi tersebut, ia berambisi membawa "The Guardian" bersaing di papan atas Liga 1 musim 2025-2026.
(Rivan Nasri Rachman)