MANCHESTER United disebut meraih trofi berbentuk mangkuk seblak usai menjuarai Premier League Summer Series 2025. Komentar itu disampaikan salah satu netizen di media sosial. “Oh ini yang namanya mangkuk seblak,” ujar akun Edi Odnkk, setelah melihat bentuk trofi yang dimenangkan Setan Merah di Premier League Summer Series 2025.
Gelandang sekaligus kapten Manchester United Bruno Fernandes juga tampak kebingungan dengan bentuk trofi yang dimenangkan timnya. Fakta ini menunjukan bentuk trofi Premier League Summer Series 2025 masuk kategori aneh.
Terlepas dari bentuk trofi yang aneh, The Red Devils -julukan Manchester United- tampil dominan di Premier League Summer Series 2025 yang dilangsungkan di Amerika Serikat. Premier League Summer Series 2025 sendiri diikuti empat tim Liga Inggris yakni Manchester United, Everton, West Ham United, Bournemouth.
Sebanyak empat tim ini bertemu satu sama lain. Tim dengan koleksi poin terbanyak akan keluar sebagai juara Premier League Summer Series 2025.
Hasilnya, Manchester United racikan Ruben Amorim mengoleksi tujuh angka, hasil dua menang dan satu imbang. The Red Devils menang 2-1 atas West Ham United, menggilas Bournemouth 4-1 dan ditahan Everton 2-2.
Menyusul di posisi dua ada West Ham United dengan enam angka, Bournemouth (tiga) dan Everton (satu). Sekarang yang jadi pertanyaan, apakah gelar ini memantik motivasi Manchester United menyambut musim baru?
Setelah finis ke-15 di Liga Inggris 2024-2025, prestasi lebih baik dibidik Manchester United di musim 2025-2026. Sejumlah pemain top didatangkan Manchester United, tentunya demi memperbaiki kondisi tim.
Sebanyak dua pemain yang berhasil didaratkan manajemen Setan Merah adalah dua winger lincah, Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha. Dalam laga melawan Everton tadi pagi, Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha dimainkan sebagai duet penyerang.
Meski belum mencetak gol, beberapa kali pergerakan Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha merepotkan pertahanan The Toffees -julukan Everton. Di musim 2025-2026, Manchester United juga bisa fokus sepenuhnya ke kompetisi lokal, sehingga tak ada alasan untuk gagal finis di kompetisi antarklub Eropa pada akhir musim.
(Ramdani Bur)