“Bahkan setelah pertandingan kalah 0-6 dari Korut, kami PSSI langsung telefonan untuk tanya apa yang bisa kami dorong untuk U-17 supaya jadi tradisi setelah jadi host, sekarang lolos,” ungkap pria berusia 54 tahun itu.
“Artinya apa? Kami harus jaga momentum dari tim ini. Makanya kami buat program tiga tahun untuk U-17,” tutur Erick.
“Yaitu nanti bergabung dan bertanding dengan kakak-kakaknya yang usianya U-18 dan U-20 di EPA (Elite Pro Academy) selama 3 tahun. Artinya tim yang kemarin sudah bertanding untuk November ini dia akan coba main di EPA selama beberapa bulan ke depan,” sambungnya.
Program itu, kata Erick, akan berlangsung selama sebelum gelaran Piala Dunia U-17 2025. Diketahui, turnamen tersebut akan dihelat di Qatar pada 3 – 27 November 2025. Setelah Piala Dunia selesai, siklus akan diulang untuk menjaga kualitas Timnas Indonesia U-17.
“Lalu setelah Piala Dunia beres November, tim yang baru akan masuk karena nanti ada lagi persiapan buat tahun depan di bulan Mei kualifikasi Piala Asia dan November tahun depan sudah Piala Dunia lagi,” papar Erick.
“Nah ini yang kami bilang program, jadi tak bisa ter-stigma hanya individu,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)