PAOLO Maldini pernah sebut dirinya sebagai pecundang terbesar sepanjang masa. Sebagai mantan pesepakbola, ia tentu menyadari jika kalah-menang dalam sebuah pertandingan merupakan hal yang biasa.
Pemain berkebangsaan Italia ini telah membela AC Milan sepanjang kariernya hingga pensiun pada 2009 silam. Selama itu pula ia telah mengalami masa-masa terendah dalam kariernya hingga memiliki penyesalan yang tak kunjung usai.
Bahkan, saat berbincang dengan Christian Vieri, Paolo Maldini menyebut dirinya sebagai pecundang terbesar sepanjang masa.
“Saya adalah pecundang terbesar sepanjang sejarah. Saya memenangi banyak hal, termasuk lima gelar Piala/Liga Champions, tetapi saya juga kalah di 3 final Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 3 Piala Interkontinental, 1 Euro, 1 final Piala Dunia, dan 1 semifinal Piala Dunia,” kata Paolo Maldini saat berbincang di Instagram dikutip Okezone, Rabu (20/12/2023).
Kendati demikian, Maldini mengaku menerima kenyataan tersebut karena sudah menjadi bagian dari pemain sepakbola.
Lebih lanjut lagi, pria yang kini berusia 55 tahun itu menceritakan kekalahan paling menyakitkan sepanjang kariernya di AC Milan. Kekalahan tersebut terjadi dalam laga pamungkas Liga Champions 1993 ketika Rossoneri – julukan Milan – dipertemukan dengan Olympique Marseille.
“Mungkin momen terburuk adalah ketika kami kalah lawan Marseille. Kami tak layak kalah dan perasaan setelah peluit akhir berbunyi sangat tidak menyenangkan,” lanjutnya.
Pada pertandingan tersebut, AC Milan diperkuat oleh sejumlah nama besar, seperti Maldini, Marco van Basten, dan Franco Baresi. Namun, nama besar tidak menjamin keberuntungan akan berpihak pada mereka. Buktinya Marseille berhasil mengalahkan AC Milan dengan skor tipis 1-0.
Dari pengalaman tersebut, ia menanamkan kepada anak-anaknya bahwa kalah menang merupakan hal wajar dalam dunia olahraga dan memang harus diterima dengan lapang dada.
“Anda belajar banyak dari pengalaman di sepakbola. Saya mengatakan kepada anak-anak saya bahwa semua pun pernah menderita di lapangan, bahkan Lionel Messi, Zinedine Zidane, atau Maradona sekali pun,” tutupnya.
(Reinaldy Darius)