NEWCASTLE United gagal kalahkan Paris Saint-Germain (PSG) karena penalti kontroversial, pengamat sepakbola Matthew Raisbeck buka suara. Menurutnya, insiden di laga Grup F Liga Champions 2023-2024 itu tidak akan diberikan penalti jika di Premier League. Namun, dia menyoroti adanya faktor tekanan dari para fans terhadap wasit.
Les Parisiens – julukan PSG – sukses lolos dari kekalahan di kandang sendiri, Parc des Princes. Gol Kylian Mbappe pada menit ke-90+8 membuat laga berakhir imbang 1-1.
Sebelumnya, The Magpies – julukan Newcastle – sudah unggul 1-0 pada laga tandang mereka yang digelar di Paris, Rabu (29/11/2023) dini hari WIB tadi. Alexander Isak mencetak gol lebih dulu di menit ke-24 membawa Newcastle unggul 1-0.
Keputusan wasit yang beri hadiah penalti PSG di akhir laga itu pun menuai kontroversi. Bek Newcastle, Tino Livramento, dinyatakan handball di kotak penalti.
Raisbeck berpandangan seharusnya Livramento tidak dinyatakan handball jika dalam Permier League. Dalam tayangan ulang, bola mengenai dada Livramento kemudian lengan sang pemain secara tak sengaja.
"Bola mengenai dada Livramento lalu mengenai sikunya. Itu tidak akan diberikan di Premier League jika mengenai satu bagian tubuh lalu mengenai lengan," ungkap Raisbeck, dipetik dari Sports Yahoo, Rabu (29/11/2023).
Namun Raisbeck melihat ada hal lain yang membuat wasit memutuskan penalti. Tekanan dari para fans di stadion menjadi faktor yang diyakini menjadi pendukungnya.
"Anda bisa melihat mengapa Newcastle sangat marah, mengapa para pemain mendatangi wasit dan menunjuk ke dada. Saya hanya merasakan tekanan dari Paris St-Germain dan penonton terlalu berat untuk wasit," lanjutnya.
"Mereka mungkin meminta penalti di awal babak ketika Gordon melakukan tekel kepada Hakimi, namun Newcastle sangat disayangkan. Mungkin saja ada perbedaan interpretasi handball dari UEFA dan apa yang biasa kami lakukan di Premier League," sambungnya.
(Reinaldy Darius)