Di Los Blancos, Xabi menjadi seorang kreator di lini tengah. Dirinya juga menjadi orang pertama yang akan memutus alur serangan lawan. Hasilnya berbagai trofi mulai dari La Liga hingga Liga Champions berhasil diraihnya di Real Madrid.
Meski menjadi pemain kunci di Santiago Bernabeu, Xabi memilih untuk hengkang ke Bayern Munich pada 2014. Dirinya tertarik ke Die Roten karena ada sosok Josep Guardiola yang melatihnya. Hasilnya, 3 trofi Liga Jerma sukses menjadi pencapaiannya.
Xabi Alonso kemudian memutuskan untuk gantung sepatu pada 2017. Dirinya bertekad untuk menjadi seorang pelatih besar di masa mendatang. Untuk mewujudkan ambisinya itu, Alonso mulai mengambil kursus kepelatihan untuk mendapat lisensi kepelatihan.
Kemudian, Xabi Alonso kembali ke Real Madrid untuk menjadi pelatih di tim U-14 Los Blancos. Dirinya pun berhasil membawa Real Madrid U-14 juara liga dengan catatan tanpa terkalahkan.
Setelah itu, Xabi sempat melatih Real Sociedad B sebelum akhirnya memilih menangani Bayern Leverkusen. Di tim itulah, nama Xabi Alonso mulai dikenal sebagai pelatih yang hebat. Dirinya sukses membawa Leverkusen mencapai semifinal Liga Eropa.
Itulah kisah perjalanan karier Xabi Alonso yang berawal dari pemain gelandang gacor hingga jadi pelatih menakjubkan.
(Djanti Virantika)